Sabtu, 25/05/2024 - 01:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Kemenkeu: Butuh Dana Rp 6.445 Triliun untuk Bangun Infrastruktur Hingga 2024

APBN hanya mampu memenuhi 37 persen dari total kebutuhan pendanaan infrastruktur.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Pemerintah membutuhkan dana sebesar Rp 6.445 triliun digunakan pembangunan infrastruktur di Indonesia sepanjang 2020 sampai 2024. Adapun anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya mampu memenuhi sebesar 37 persen dari total kebutuhan pendanaan infrastruktur tersebut.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban mengatakan pembangunan infrastruktur ini sangat penting untuk mengoptimalkan potensi lain yang dimiliki Indonesia yaitu pertumbuhan ekonomi yang baik dan jumlah penduduk yang banyak.


“Dalam rangka mengejar pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020-2024, kita tahu pembangunan infrastruktur butuh pendanaan besar,” ujarnya saat webinar dikutip Rabu (6/10/2022).

Berita Lainnya:
Airlangga Targetkan 41 PSN Rampung Tahun Ini, Nilainya Rp 554 Triliun


Menurutnya anggaran infrastruktur mencakup badan usaha milik negara (BUMN) akan mengisi kebutuhan pendanaan pembiayaan infrastruktur itu dengan porsi sebesar 21 persen. Sedangkan porsi 42 persen dari total kebutuhan pendanaan pembangunan infrastruktur dari 2020 sampai 2024 akan dipenuhi swasta.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“APBN tidak cukup untuk memenuhi itu semua. APBN hanya sekitar 37 persen dan BUMN 21 persen, sehingga kita harapkan swasta bisa memenuhinya,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Rionald menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten di atas lima persen selama kurun waktu 2016 sampai 2022, kecuali ketika mengalami krisis pandemi Covid-19. Meski ekonomi Indonesia sempat berkontraksi selama pandemi Covid-19, namun saat ini PDB riil telah kembali ke level prapandemi karena didukung oleh konsumsi, investasi, ekspor, dan manufaktur.

Berita Lainnya:
KFC Malaysia Tutup Sementara


Pemerintah pun telah berani menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen, sehingga menandakan bahwa masa pemulihan di Indonesia semakin terakselerasi. Kemudian, pembangunan infrastruktur akan mengoptimalisasi sebanyak 165 juta middle class dan aspiring middle class yang memiliki potensi sebagai motor pertumbuhan ekonomi.

ADVERTISEMENTS


“Dari potensi proyek domestik, potensi proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan sepanjang 2020-2024 sebesar Rp 541 triliun,” ucapnya. 

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi