Jumat, 26/04/2024 - 20:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Makna Ikhlas yang Sesungguhnya

ADVERTISEMENTS

Seorang Muslim mengemban tugas untuk beramal shaleh dengan ikhlas.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

KAIRO — Seorang Muslim mengemban tugas untuk beramal shaleh dengan ikhlas. Amal shaleh apapun itu, menjadi bernilai di mata Allah SWT karena di dalam perbuatan tersebut tersimpan keikhlasan. Karena itu, keikhlasan sangat penting dalam melakukan amal shaleh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Lantas sejatinya apa itu ikhlas? Apa makna yang sebenarnya? Ikhlas adalah salah satu dari amalan hati dan merupakan ujung tombak dari amalan hati. Karena, suatu amalan tidak akan diterima kecuali dengan ikhlas. Dengan demikian, dapat dikatakan, ikhlas tempatnya ada di hati.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Orang yang ikhlas, adalah orang yang beramal dengan mengharapkan ridha Allah SWT dan membersihkan amal tersebut dari berbagai hal yang bersifat pribadi dan duniawi. Seseorang tidak melakukan amal shaleh kecuali untuk Allah SWT dan tempat yang kekal yakni akhirat.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Tiga Hadits Ini Gambarkan Teladan Nabi Muhammad SAW Sehari-hari

Amal shaleh yang dikerjakan dengan ikhlas, tidak akan bercampur dengan keburukan, baik yang tampak maupun keburukan yang tersembunyi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Amalan yang ikhlas tidak bercampur dengan suatu hal yang dapat menodainya. Ada berbagai bentuk noda-noda yang dimaksud. Di antaranya, hasrat hawa nafsu, hasrat terhadap harta, uang kedudukan, popularitas, citra yang baik di mata orang lain, pujian orang lain, hasrat menyenangkan orang lain, memuji orang lain, atau bahkan hasrat menghilangkan kebencian yang terpendam, merespons kecemburuan yang tersembunyi, menanggapi kesombongan orang lain, dan berbagai bentuk ketidakmurnian lainnya.

Singkatnya, perkara yang bisa menodai keikhlasan didasarkan pada kehendak untuk selain Allah SWT.

Allah SWT berfirman, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam menjalankan agama. Dan aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku takut akan azab yang akan ditimpakan pada hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.’ Katakanlah, ‘Hanya kepada Allah aku menyembah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam menjalankan agamaku.'” (QS Az-Zumar ayat 11-14)

Berita Lainnya:
Tiga Waktu Terbaik untuk Memohon Ampunan Allah

Dalam Surah lain, “Katakanlah, ‘Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.'” (QS Al-A’raf ayat 29)

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Sumber:

https://fiqh.islamonline.net/%D8%AD%D9%82%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%AE%D9%84%D8%A7%D8%B5-%D9%88%D8%B9%D9%84%D8%A7%D9%85%D8%A7%D8%AA%D9%87/

(Umar Mukhtar)

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi