Jumat, 26/04/2024 - 15:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Taliban Disebut Batasi Pendidikan Perempuan, Mahasiswi Afghanistan Demo

ADVERTISEMENTS

Kepemimpinan Taliban membatasi akses pendidikan perempuan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KABUL — Sekitar 30 perempuan Afghanistan melakukan aksi protes di depan Universitas Kabul, Selasa (18/10/2022). Berdasarkan pernyataan pihak berwenang, aksi unjuk rasa itu dilakukan setelah pelajar perempuan dikeluarkan dari asrama karena diduga melanggar aturan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Meski demikian, para pengunjuk rasa, menuding pelajar perempuan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait merupakan buntut dari kepemimpinan Taliban yang membatasi akses pendidikan perempuan. “Protes hari ini adalah untuk anak perempuan yang telah diusir,” kata penyelenggara aksi Zholia Parsi, dikutip Al Arabiya, Selasa (18/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Perhatikan Syarat dan Ketentuan Jamak Sholat Selama Lakukan Perjalanan Jauh Mudik Lebaran 


Berdasarkan pernyataannya, di beberapa kota, banyak perempuan juga telah melakukan aksi unjuk rasa dan melakukan protes sporadis terhadap pembatasan keras yang diberlakukan oleh kelompok tersebut. “Jangan usir kami… pendidikan adalah garis merah kami,” teriak para pengunjuk rasa di depan universitas.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


 


Menanggapi banyaknya gelombang unjuk rasa dari pelajar perempuan itu, Kementerian Pendidikan Tinggi mengatakan, sejumlah siswa yang dikeluarkan memang karena melakukan pelanggaran aturan asrama universitas. Menanggapi tekanan internasional atas pendidikan anak perempuan, para pejabat Taliban mengatakan, penutupan sekolah menengah bersifat sementara. Namun demikian, alasan lain seperti kurangnya dana dan perombakan silabus, sempat dilayangkan institusi.

Berita Lainnya:
Upaya Rusia Hapus Taliban dari Daftar Organisasi Teroris 


 


Sebagai informasi, Senin malam kemarin, pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada baru saja menggantikan menteri pendidikan tinggi dengan ulama loyalisnya Neda Mohammad Nadeem. Reshuffle menteri pendidikan itu menjadi yang kedua kali dilakukan Taliban dalam sebulan terakhir.


 


Nadeem, diketahui sebelumnya menjabat gubernur provinsi Kabul, meskipun, selama bertahun-tahun sebelumnya sempat memegang beberapa posisi kunci di Taliban seperti kepala intelijen untuk gerakan di Afghanistan timur.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi