Jumat, 26/04/2024 - 11:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Studi: Turunkan Tekanan Darah Bantu Tekan Risiko Demensia

ADVERTISEMENTS

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko demensia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Sebuah studi berskala besar menunjukkan bahwa menurunkan tekanan darah bisa menekan risiko demensia. Istilah demensia merujuk pada sekelompok kondisi yang ditandai dengan penurunan fungsi otak hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Metaanalisis yang diterbitkan dalam European Heart Journal tersebut mengacu pada data uji klinis dari 28.008 peserta di 20 negara. Hasil temuannya telah memperkuat hubungan antara penurunan tekanan darah dengan pengurangan risiko demensia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Kita tahu bahwa tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko demensia, terutama tekanan darah tinggi di usia paruh baya, katakanlah usia 40 hingga 65 tahun,” kata penulis utama studi, Ruth Peters, profesor di University of New South Wales (UNSW), Australia.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Baru Sembuh Sudah Sakit Lagi, Normalnya Berapa Kali Kena Pilek dalam Setahun?

Akan tetapi, ada beberapa ketidakpastian tentang kemungkinan menurunkan tekanan darah, terutama pada orang dewasa yang lebih tua, akan mengurangi risiko demensia. Para peneliti di studi terbaru berusaha mengungkap keterkaitan antara kedua hal itu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Peters yang merupakan pemimpin program demensia dalam Inisiatif Kesehatan Otak Global George Institute menjelaskan, dia dan timnya menggabungkan lima uji klinis berkualitas tinggi menjadi satu kumpulan data. Menggunakan data yang ada, tim peneliti melihat hubungan antara tablet penurun tekanan darah (antihipertensi) dan demensia.  

Para peserta yang berasal dari 20 negara berbeda tersebut rata-rata berusia 69 tahun. Kondisi para peserta ditindaklanjuti empat tahun setelah melakukan uji coba pertama. Partisipan yang menggunakan antihipertensi memiliki peluang yang jauh lebih rendah untuk didiagnosis dengan demensia dibandingkan mereka yang menggunakan plasebo.

Berita Lainnya:
Kebiasaan 'Menumpuk' Baju Dikaitkan dengan Pengidap ADHD

Menurut laporan Commission on Dementia terbitan 2020 di The Lancet, pengobatan untuk hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah satu-satunya obat pencegahan yang efektif untuk demensia. Metode lain untuk mengurangi risiko ialah gaya hidup dan intervensi pengaruh lingkungan.

“Saya berharap ini memperkuat pentingnya kontrol tekanan darah untuk kesehatan otak, tapi ini bukan hanya soal menurunkan tekanan darah, melainkan harus dilihat dalam konteks gaya hidup sehat,” ungkap Peters.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi