Kamis, 02/05/2024 - 17:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Mengapa Lumpia Ada yang Berbau Pesing?

ADVERTISEMENTS

Hadir di Festival Jajanan Bango, lumpia Semarang Ny Yoen tawarkan versi mini.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Ada berbagai macam jenis lumpia asal Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah lumpia Semarang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Lumpia Semarang berbahan dasar isian rebung. Bagi yang menyukainya, tentu akan sangat menikmati lumpia. Namun, ada juga yang tidak menyukai lumpia karena aroma tak sedap, seperti bau pesing.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Apa sebenarnya yang membuat lumpia berbau pesing? Pemilik Lumpia Semarang Ny Yoen, Yuyoen, menjelaskan berdasarkan testimoni masyarakat lumpia miliknya tidak tercium bau tak sedap.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Menurut Yuyoen, kunci agar rebung pada lumpia tidak berbau adalah pada proses pencuciannya. Pencucian harus dilakukan dengan baik dan benar.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Saya mencuci rebung lima sampai enam kali dengan air mengalir. Baunya hilang dan dimasak tidak akan bau,” ungkap Yoyoen di sela acara Festival Jajanan Bango (FJB) 2022, di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Cek Kesehatan dan Kelola Stres Jadi Cara Jaga Tubuh Sehat Usai Lebaran

Jika pencucian tidak bersih, rebung akan menimbulkan bau, termasuk ketika sudah dimasak. “Biasanya digoreng saja bau,” ujarnya.

Selain karena proses pencucian yang benar, bau rebung pada lumpia juga bisa disebabkan oleh penyimpanan rebung yang tak baik. Penjual menimbun rebung terlalu lama.

Rebung ini pada dasarnya merupakan bahan pangan yang sulit ditemukan. Jangankan di Jakarta, di Semarang pun sulit.


“Kadang sampai ke Dieng dan Purwokerto mencarinya. Tempat-tempat yang banyak bambu,” ujar Yuyoen.

Penyimpanan rebung bisa dilakukan dengan cara yang mudah. Rendam rebung dalam air dan simpan di dalam drum kemudian tutup.


“Kami tandon sampai berdrum-drum,” ujar Yuyoen.

Berita Lainnya:
WHO: Flu Burung Berpotensi Jadi Pandemi Berikutnya, Tingkat Kematian Sangat Tinggi

Jika penyimpanan tidak baik maka akan menimbulkan bau. Penyimpanan menggunakan air agar rebung tidak kering.


“Kalau tidak pakai air akan kering. Tidak bisa dimakan karena alot,” jelas Yuyoen.

Rebung sebaiknya disimpan menggunakan air tanpa garam atau bahan lainnya. Lama penyimpanan bisa mencapai waktu sebulan.

“Saya sendiri tidak pernah menyimpan sekian banyak, alhamdulillah banyak resseler. Sirkulasi cepat sampai Jakarta,” ungkap Yuyoen.

Lumpia mini

Yuyoen menjual lumpia Semarang yang berbeda dibandingkan lumpia pada umumnya. Ia menjual lumpia dengan ukuran lebih kecil, yaitu diameter 10 cm dan bahkan ada yang 5 cm. Biasanya lumpia memiliki panjang diameter 15 cm.

“Lumpia Semarang aslinya besar, namun sulit untuk dimakan. Karena itu kami buat yang 10 cm. Ada juga yang lebih kecil, diamater 5 cm,” ungkapnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi