Senin, 20/05/2024 - 02:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Penularan Virus HPV Banyak Terjadi karena Pergeseran Budaya yang Lebih Bebas

Penularan HPV semakian banyak terjadi dipicu hubungan seksual bebas.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Dokter Spesialis Kandungan dan Ginekologi dr. Cindy Rani Wirasti, Sp.O.G, menyatakan bahwa potensi penularan virus human papillomavirus (HPV) di Indonesia akan semakin banyak karena adanya pergeseran budaya yang lebih bebas. “Penyakit kanker serviks tidak pandang bulu, mau ekonomi seseorang itu rendah atau tinggi karena gejalanya yang tidak terlihat,” kata Cindy dalam Kelas Jurnalis Pencegahan Kanker Serviks yang diikuti di Jakarta, Rabu (2/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Menanggapi kanker serviks banyak terjadi pada kalangan masyarakat atas, Cindy menyatakan bahwa pergeseran budaya yang cenderung lebih bebas dan menentang nilai-nilai moral, memicu banyaknya hubungan seksual yang dilakukan sebelum menikah pada usia yang lebih muda. Seks bebas itu juga dilakukan oleh pasangan sesama jenis.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS
Berita Lainnya:
Waktu Tepat Pakai Sabun dan Hand Sanitizer untuk Bersihkan Tangan


Perilaku seksual tersebut membuat hubungan terlarang lebih leluasa untuk dilakukan dan dimaklumi. Padahal, laki-laki juga dapat menjadi pembawa (carrier) virus karena riwayat seksualnya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


Cindy menekankan virus HPV merupakan virus umum yang dapat menyerang semua pihak. Jika virus HPV menjadi penyebab utama perempuan terkena kanker serviks, maka virus itu membuka potensi bagi laki-laki untuk terkena kutil kelamin, kanker orofaring, kanker penis atau kanker anal.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Kondisi kita sekarang sangat berbeda, kalau dulu kita akan menjauhi orang dengan kelainan seksualitas (gay), kalau sekarang kita tetap berteman akhirnya hubungan sesama jenis meningkat, kalau penularan HPV meningkat, biaya BPJS meningkat akhirnya tanggungan negara sangat tinggi,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Imunisasi Sepanjang Umur, Mengapa Diperlukan?


Menurutnya, perilaku seksual tidak ada kaitannya dengan tingkat perekonomian seseorang, namun lebih erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, sehingga menyebabkan masyarakat sulit untuk memahami informasi terkait kesehatan reproduksi ataupun hal-hal seputar kanker serviks.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Sebab, jabatan atau kedudukan seseorang juga tidak dapat dijadikan sebagai patokan terkena atau tidaknya kanker serviks pada seseorang. Contoh yang dirinya sebutkan, di lapangan telah ditemukan kasus kanker serviks pun bisa menyerang tokoh agama sekalipun.

ADVERTISEMENTS


“Ini sifatnya personal tapi yang harus dipahami bahwa kanker serviks adalah tidak pandang bulu, pendidikannya apa, status sosialnya apa, maupun ekonominya,” ujar Cindy yang berpraktik di BIC Executive RSIA Bunda Jakarta itu.

ADVERTISEMENTS

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi