Rabu, 08/05/2024 - 06:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ubanan Saat Masih Muda, Betulkah Akibat Terlalu Banyak Mikir yang Berat-Berat?

ADVERTISEMENTS

Politikus PDIP Ganjar Pranowo termasuk orang yang beruban sejak masih muda.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Beberapa orang tumbuh uban sejak muda. Politikus PDIP Ganjar Pranowo, misalnya, dikabarkan mulai ubanan ketika masih berseragam abu-abu. Kini, ia telah berusia 54 tahun dan rambutnya sudah dominan putih.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Apa sebenarnya penyebab rambut beruban sebelum waktunya? Betulkah itu akibat terlalu sering mikirin yang berat-berat?

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Sebuah studi baru dari para peneliti di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons memberikan bukti kuantitatif yang menghubungkan stres psikologis dengan kemunculan uban. Kabar baiknya, para peneliti juga menemukan bahwa warna uban bisa dipulihkan kembali ketika stres hilang.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Ayelet Rosenberg, penulis pertama studi yang juga seorang mahasiswa di Picard Laboratory, mengembangkan metode baru untuk menangkap gambar yang sangat detail dari irisan kecil rambut manusia untuk mengukur tingkat hilangnya pigmen (beruban) di setiap irisan tersebut. Setiap irisan, sekitar 1/20 milimeter lebarnya, mewakili sekitar satu jam pertumbuhan rambut.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kasus Kolera Terus Melonjak Selagi Persediaan Vaksin Masih Terbatas

“Jika Anda menggunakan mata untuk melihat rambut, rambut akan tampak seperti warna yang sama kecuali ada transisi besar. Di bawah pemindai resolusi tinggi, Anda melihat variasi warna yang kecil dan halus, dan itulah yang kami ukur,” kata penulis studi senior, Martin Picard yang merupakan professor perilaku medis (Psikiatri dan neurologi) di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Para peneliti menganalisis rambut individu dari 14 sukarelawan. Hasilnya dibandingkan dengan buku harian yang memuat masalah tiap sukarelawan, di mana individu diminta untuk meninjau kalender mereka dan menilai tingkat stres setiap pekan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ketika rambut disejajarkan dengan buku harian stres, hubungan mencolok antara stres dan rambut beruban terungkap. Lalu, dalam beberapa kasus, uban kembali berubah seiring hilangnya stres.

“Ada satu orang yang pergi berlibur, dan lima helai uban rambut di kepala orang itu kembali menggelap selama liburan,” kata Picard.

Hanya saja, pigmentasi ulang rambut hanya mungkin untuk beberapa orang. Mengurangi stres dalam hidup adalah tujuan yang baik, tetapi itu tidak serta merta mengubah uban menjadi warna normal.

Berita Lainnya:
Gim Daring ini Disebut Berpotensi Diblokir, Apa Kata Garena Indonesia?

“Berdasarkan pemodelan matematika ini, kami pikir rambut perlu mencapai ambang batas sebelum berubah menjadi abu-abu. Pada usia paruh baya, ketika rambut mendekati ambang batas itu karena usia biologis dan faktor lainnya, stres akan mendorongnya melewati ambang batas dan transisi menjadi abu-abu,” kata Picard.


Faktor genetik

Sementara itu, dikutip dari laman Express, menurut sains, genetik adalah penentu terbesar rambut beruban. Di samping itu, ilmuwan mengungkap bahwa kekurangan nutrisi mungkin juga terlibat.

Rambut beruban adalah ciri utama penyakit autoimun. Di samping itu, faktor lain seperti stres dan merokok juga turut memengaruhi.


Studi juga menunjukkan peran faktor lingkungan seperti sinar ultraviolet, iklim, dan kekurangan elemen nutrisi pada orang muda dengan rambut beruban. The International Journal of Trichology menulis pada tahun 2016, meskipun penyebab utama uban dini dianggap genetik, faktor lingkungan tertentu juga berperan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi