Sabtu, 27/04/2024 - 08:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Xi Jinping: Pengendalian Covid di China Hadapi Tugas Baru 

ADVERTISEMENTS

Namun sejak kebijakan nol-Covid dilonggarkan, China menghadapi lonjakan kasus baru.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 BEIJING – Presiden China Xi Jinping mengatakan, saat ini proses pengendalian Covid-19 di negaranya menghadapi tugas baru. Itu merupakan pernyataan pertama Xi terkait penanganan pandemi sejak Negeri Tirai Bambu melonggarkan kebijakan nol-Covid awal bulan ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Saat ini, pencegahan dan pengendalian Covid-19 di China menghadapi situasi baru dan tugas baru,” kata Xi dalam sebuah pengarahan, Senin (26/12/2022), dilaporkan China Central Television (CCTV).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Mesir Suarakan Keprihatinan atas Eskalasi Israel-Iran

Dia mendesak para pejabat di pemerintahannya untuk bisa melindungi kehidupan warga. “Kita harus meluncurkan kampanye kesehatan patriotik dengan cara yang lebih tepat sasaran. Perkuat garis pertahanan komunitas untuk pencegahan dan pengendalian epidemi, serta lindungi kehidupan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat secara efektif,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS

Awal bulan ini China telah melonggarkan kebijakan nol-Covid setelah adanya gelombang protes dari warga. Kebijakan itu telah menempatkan ratusan juta warga di sana di bawah penguncian atau lockdown. Di sisi lain, akibat kebijakan nol-Covid, China juga mengalami perlambatan ekonomi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Gerak Cepat China Mendekati Prabowo

 

Namun sejak kebijakan nol-Covid dilonggarkan, China menghadapi lonjakan kasus baru Covid-19. Banyak penduduk bergulat dengan kekurangan obat-obatan. Sementara fasilitas medis darurat dijejali oleh masuknya pasien lansia yang kurang divaksinasi. Studi memperkirakan bahwa sekitar 1 juta orang bisa mati selama beberapa bulan ke depan.

 

 

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi