Rabu, 01/05/2024 - 16:02 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Istri Tolak Ajakan Berhubungan Suami dengan Hasrat Seks Berlebihan, Apa Hukumnya?

ADVERTISEMENTS

Istri tidak diperkenankan menolak ajakan suami untuk berhubungan intim

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA – Lembaga fatwa Mesir, Dar Al-Ifta Al-Missriyyah menjawab sebuah pertanyaan dari seorang istri yang tidak bisa mengikuti hasrat seksual suaminya yang berlebih. Apakah boleh menolaknya ketika berada di tempat tidur?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Lalu apakah seorang wanita diperbolehkan menolak untuk tidur dengan suaminya setelah bertengkar? Dia hanya menolak suaminya karena memiliki dorongan seks yang lebih tinggi darinya. Apa yang bisa dilakukan seorang istri?

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dikutip dari akun resminya, Dar Al-Ifta menjawab bahwa seorang istri memiliki hak suci atas suaminya , begitu juga sebaliknya. 

ADVERTISEMENTS

Namun, putusan hukum tersebut tidak boleh digunakan untuk mencari bukti hukum untuk membuktikan dirinya benar dengan mengorbankan pasangannya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Ziarah Kubur Sesudah Sholat Idul Fitri, Begini Sunnah dan Doanya 

Darul Al-Ifta menjelaskan, pendekatan ini hanya mengarahkan agama untuk memaksa satu pihak melakukan apa yang mereka inginkan tanpa peduli untuk memenuhi kewajiban mereka terhadap pasangan lainnya.

Kehidupan rumah tangga dalam Islam pada dasarnya didasarkan pada belas kasih, cinta, dan ketenangan serta memberikan perhatian dan pertimbangan yang ekstrem untuk perasaan kedua belah pihak tanpa mereduksi hubungan menjadi fakta hanya menuntut hak.

Nabi Muhammad SAW mengajari umatnya bagaimana memimpin hubungan pernikahan yang sukses dengan mendasarkannya pada kebaikan, kelembutan dan perhatian. 

Baca juga: Siapa Sosok Dzulqarnain yang Disebutkan dalam Alquran? Ini Penjelasan Para Ulama

Ini berarti bahwa suami harus peduli dan memahami pekerjaan berat istrinya di rumah dan betapa melelahkan, menakutkan, dan melelahkannya menjalankan tugas rumah tangga.

Berita Lainnya:
Pembakar Al-Quran Salwan Momika Ditemukan Tewas di Norwegia

Seorang suami harus membantu, menjadi penyayang dan penuh kasih kepada istrinya. Di sisinya, seorang istri juga harus menunjukkan cinta kepada suaminya dan memahami bahwa keintiman memperdalam ikatan cinta dan perhatian mereka.

“Dengan menolak bersetubuh dengannya, dia menutup pintu kenikmatan yang halal bagi suaminya,” kata Dar Al-Ifta.

Selain itu, seorang istri hendaknya tidak membuat suaminya merasa bahwa dia adalah hal terakhir dalam daftar kepentingannya. Percikan cinta antara pasangan perlu tetap dinyalakan melalui cinta, belas kasihan dan kebaikan yang akan memungkinkan mereka untuk menjalani pernikahan yang bahagia.  

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi