Selasa, 30/04/2024 - 14:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Migran Mengeluh ke Biden Saat Kunjungannya ke Perbatasan

ADVERTISEMENTS

Joe Biden mengunjungi kota Texas El Paso, tepat di seberang perbatasan Meksiko

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

KOTA MEKSIKO – Migran Venezuela, Julio Marquez menjual permen lolipop di dekat perbatasan di kota Ciudad Juarez, Meksiko utara. Sambil menjajakan dagangannya, ia memegang papan karton bertuliskan “Bantu kami dengan apa pun yang berasal dari hati Anda.”

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pesan serupa diungkapkan teruntuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mengunjungi kota Texas El Paso, tepat di seberang perbatasan pada Ahad (8/1/2023) waktu setempat. “Kami berharap dia membantu kami, bahwa dia membiarkan kami lewat, karena kami sangat menderita di sini di Meksiko,” kata Marquez (32 tahun). “Dia harus mendengarkan orang-orang di sisi ini,” imbuhnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kunjungan perbatasan pertama Biden sebagai presiden terjadi beberapa hari setelah kebijakan baru AS ditetapkan. Kebijakan itu bertujuan mengurangi migrasi ilegal. Namun kebijakan itu menuai kritikan para pendukung migran karena membatasi akses suaka.

ADVERTISEMENTS

Pendekatan dua kebijakan tersebut menawarkan jalur hukum ke AS untuk orang Kuba, Nikaragua, Haiti, dan Venezuela tertentu yang memiliki sponsor AS. Namun itu juga mengusir orang dari kebangsaan tersebut kembali ke Meksiko jika mereka mencoba melintasi perbatasan tanpa izin.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Biden Larang Mobil Listrik Buatan China Masuk Amerika

 

Agen migrasi Meksiko dan polisi negara bagian pada Sabtu berpatroli di tepi beton sungai Rio Grande yang memisahkan Ciudad Juarez dan El Paso. Ini menyusul sekelompok keluarga berusaha memanjat melalui kawat berduri ke AS saat itu.

“Menunduk,” kata Erlan Garay dari Honduras menginstruksikan seorang wanita Kolombia dan ketiga anaknya, termasuk seorang anak laki-laki berusia 8 tahun yang memegang mainan Spiderman.

“Mereka akan meminta suaka, mereka punya kesempatan,” katanya.

Ia mengakui akan mencari tempat lain untuk menyeberang secara sembunyi-sembunyi, dan mengabaikan setetes darah di mana pagar menusuk tangannya. Sedangkan Marquez mengatakan dia dan rekannya, Yalimar Chirinos (19 tahun) tidak memenuhi syarat untuk program masuk resmi baru karena mereka kekurangan sponsor AS.

“Mereka terus-menerus mengubah undang-undang, setiap minggu,” kata Chirinos yang mengenakan hoodie hitam dan satu sarung tangan merah muda dan biru untuk menangkal hawa dingin.

Berita Lainnya:
Bermotif Politis, Armada Bantuan dari Turki Gagal Berlayar ke Gaza  

Keduanya telah menghabiskan lima bulan di Meksiko setelah melintasi beberapa negara dan hutan Darien yang berbahaya antara Kolombia dan Panama. Mereka tidur di malam hari di jalan tanpa tenda atau selimut, berpelukan agar tetap hangat, waspada terhadap penjahat yang diketahui merampok dan menculik migran.

Marquez mengatakan dia akan bertahan 15 hari lagi berharap menemukan rute legal ke AS sebelum mencari jalan kembali ke Venezuela. “Aku tidak ingin berada di sini lagi,” katanya sambil menangis. “Pak Presiden, jika Anda akan mendeportasi saya, deportasi saya kembali ke negara saya, bukan kembali ke Meksiko,” kata dia.

Migran lainnya tidak terpengaruh, bahkan setelah pengusiran mereka sendiri ke Meksiko. “Kirim saya ke mana pun Anda mau, saya akan kembali,” kata Jonathan Tovar (29 tahun) dari balik pagar kantor migrasi Meksiko di Ciudad Juarez. “Saya ingin presiden Amerika Serikat memberi saya dan keluarga saya kesempatan,” imbuhnya.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi