Rabu, 08/05/2024 - 04:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Tingkat Daur Ulang Sampah Plastik di Indonesia Masih Rendah

ADVERTISEMENTS

KLHK menggencarkan ekonomi sirkular dan mencapai target zero waste pada 2050.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Sebagian kalangan menuding, kemasan botol dan galon plastik polyethylene terephthalate (PET) sekali pakai, sebagai sampah tak berguna. Padahal, sampah plastik jenis PET adalah bahan baku penting dalam industri daur ulang. Sampah plastik jenis PET berperan besar dalam ekonomi sirkular di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Saat ini, industri daur ulang belum memperoleh bahan baku jenis plastik PET yang dibutuhkan dari dalam negeri. Akibatnya, industri daur ulang harus mengimpor bahan baku sampah plastik hingga 750 ribu ton per tahun. Bahkan, permintaan industri plastik nasional diprediksi akan terus meningkat hingga menjadi delapan juta ton pada 2025.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Tingkat daur ulang (recycle rate) sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka tujuh persen, dengan jenis plastik jenis PET (yang lazim digunakan untuk kemasan AMDK botol dan galon) mencapai 75 persen tingkat daur ulang,” tulis paparan laporan lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI) belum lama ini.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Hari Pertama Masuk Kerja, Pj Gubernur Kaltim Tinjau Dua Kantor Samsat

Kondisi itu pastinya mengganggu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang berkomitmen untuk menggencarkan ekonomi sirkular dan mencapai target zero waste pada 2050. Sepanjang 2022, KLHK menorehkan catatan sebanyak 64 persen timbulan sampah yang telah berhasil dikelola dari total 68,5 juta ton sampah nasional.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan, strategi peningkatan pengelolaan sampah, dilakukan dengan menggencarkan penerapan ekonomi sirkular dan mendorong sampah menjadi industrialisasi.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Kuncinya adalah ekonomi sirkular yang terkait dengan bagaimana agar sampah tidak terbuang ke tempat pembuangan akhir. Ujungnya nanti menjadi zero waste dan zero emission,” katanya di Jakarta, belum lama ini.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Berdasarkan data Ditjen PSLB3 KLHK, dari total 68,5 juta ton sampah nasional, tercatat komposisi sampah yang paling dominan adalah sisa makanan, plastik, dan kertas.

Berita Lainnya:
Baru 11 Persen Partisipasi Anak Papua Mengenyam Pendidikan Perguruan Tinggi

Data itu mirip dengan laporan pasca perayaan malam Tahun Baru 2023 di Jakarta yang mencatat sampah terbanyak adalah botol air kemasan, wadah makanan, plastik, dan kertas.

Sebelumnya, KLHK melalui Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 mencetuskan Peta Jalan pengurangan sampah oleh produsen dengan menargetkan pengurangan sampah hingga sebesar 30 persen pada 2030. Target pengurangan tersebut dilakukan dengan, antara lain mendorong produsen AMDK mengubah desain produk berbentuk mini menjadi lebih besar  (size up) hingga ke ukuran satu liter.

“Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 ini merupakan upaya pemerintah menekan volume sampah di Indonesia,” kata Rosa. Menurut dia, KLHK terus mendorong para pelaku usaha  agar mempermudah pengelolaan sampah plastik dengan memperbesar ukuran produk, sehingga mudah dikumpulkan dan dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi