Jumat, 26/04/2024 - 07:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Bercak Putih di Kuku Indikasi Gangguan Kesehatan, Ini Kata Dokter Kulit

ADVERTISEMENTS

Orang yang sering menggigit kukunya cenderung mengalami bercak putih ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Sama halnya dengan rambut dan kulit, kuku juga bisa berubah seiring waktu. Layaknya rambut (yang terbuat dari protein yang sama), kuku dapat menjadi “perpanjangan” dari kesehatan secara keseluruhan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Jika tampak perubahan seperti bintik putih, maka perawatan kuku seperti manikur dengan gel harus dihentikan sementara. “Bintik putih (secara teknis disebut punctate leukonychia) disebabkan oleh endapan keratin pada lempeng kuku,” kata seorang dokter kulit kosmetik selebritas di New York City dan penulis The Pro-Aging Playbook, Paul Jarrod Frank, dilansir Real Simple, Senin (16/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dia mengatakan, leukonychia juga bisa muncul sebagai garis putih kuku yang melintang (leukonychia melintang atau lurik) atau ke bawah (leukonychia longitudinal). “Bintik-bintik putih pada kuku biasanya merupakan tanda kerusakan dasar kuku yang berhubungan dengan kekeringan atau trauma,” ujar dr Frank.

ADVERTISEMENTS

Orang yang sering menggigit kukunya juga cenderung mengalami bercak putih ini, begitu juga dengan mereka yang sering melakukan manikur gel yang merusak alas kuku. Namun, untuk penyebab kekurangan mineral tertentu seperti seng dan kalsium, ini sangatlah jarang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Kaitan Penyakit Autoimun Rheumatoid Arthritis dengan Risiko Sulit Hamil

 

Beberapa bercak putih bisa disebabkan oleh gen autosomal yang diwariskan (kondisinya disebut total congenital hereditary leukonychia), sementara yang lain bisa mengindikasikan infeksi jamur atau reaksi alergi dari bahan manikur akrilik atau gel.

“Jamur kuku dapat terjadi kapan saja seperti memaparkan kuku ke lingkungan yang hangat dan lembab serta penuh bakteri dan jamur yang dapat masuk selama pemotongan kuku, terutama jika alat tidak steril,” kata dr Frank.

Meskipun kemungkinannya sangat kecil, bintik putih di kuku juga bisa menjadi tanda kondisi kesehatan yang lebih serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, atau pneumonia. Untuk menjaga agar kuku tetap bersih, dr Frank menyarankan agar kuku tetap terhidrasi (minyak kutikula bekerja sangat baik), menghindari menggigit dan perilaku merusak lainnya.

JIka bercak putih ini muncul, sebaiknya Anda mengistirahatkan kuku dari manikur, terutama yang mengharuskan pengikisan, gel, dan akrilik. “Cobalah dua pekan, satu pekan libur, dan tetap berpegang pada salon kuku yang menggunakan alat steril. Jika mencurigai bintik-bintik tersebut disebabkan oleh alergi, Anda mungkin harus menghindari cat kuku atau lem, tergantung pada alerginya,” kata dia.

Berita Lainnya:
Hidupnya Tinggal Sebentar, Ibu Ini Jalani Cangkok Ginjal Babi-Pasang Alat Pompa Jantung

Jika disebabkan trauma, dr Frank menyarankan untuk membiarkan kuku tumbuh. “Jika itu adalah reaksi alergi, hindari alergennya. Jika yakin itu jamur (dalam hal ini mungkin juga terjadi penebalan kuku), sebaiknya temui dokter kulit untuk mendapatkan obat antijamur,” kata dia.

Konsumsi makanan yang kaya vitamin, mineral, dan asam lemak esensial, untuk meningkatkan kesehatan kuku. Ini seperti salmon, telur, daging tanpa lemak, dan sayuran hijau.

Jika bercak putih yang dialami jarang terjadi dan berhubungan dengan cedera pada kuku, tidak perlu ke dokter. Namun, jika penyebabnya tidak diketahui dan bintik-bintik putih semakin parah, dr Frank menyarankan untuk mengunjungi dokter kulit untuk membantu menilai kondisi tersebut.

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi