Selasa, 30/04/2024 - 09:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Jual-Beli Plasma di Amerika Terpaksa Dilakoni Pekerja Miskin demi Uang

ADVERTISEMENTS

Saat ini, hanya lima negara yang mengizinkan penjualan plasma.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Rasa putus beberapa pekerja miskin di Amerika terhadap kehidupan ekonomi, membuat mereka menjual plasma, meskipun itu jauh dari kata “untung”. Plasma merupakan komponen protein darah yang encer dan kekuningan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pendonor dibayar sekitar 25 dolar AS (Rp 374 ribu) untuk kunjungan pertama, kemudian 5 dolar AS (Rp 75 ribu) untuk beberapa kunjungan berikutnya, hingga 100 dolar AS (Rp 1,5 juta) untuk donasi ke-10. Nominal itu hanya bisa membeli satu tangki bensin atau bahan makanan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Satu keluarga pendonor tetap di Idaho menjadwalkan ulang tahun putri mereka yang ke-18 di pusat plasma setempat. Mereka ingin sang putri dapat mulai menjual plasma pada hari pertama, di mana secara hukum dia dapat melakukannya.

ADVERTISEMENTS

Ekstraksi plasma mirip dengan mendonorkan darah. Pendonor duduk di kursi selama sekitar satu jam saat cairan plasma mereka diambil melalui jarum di pembuluh darah. Kebanyakan orang memenuhi syarat, asalkan mereka tidak terlalu tua atau obesitas.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Orang dengan tekanan darah tinggi tidak memenuhi syarat. Begitu juga dengan yang sedang sakit flu atau mengidap penyakit menular seperti hepatitis atau HIV. Tidak ada efek kesehatan negatif akibat dari proses donor plasma tersebut, meskipun setidaknya satu pendonor melaporkan kelelahan tinggi pada hari plasma diambil.

Berita Lainnya:
Apa Itu Sindrom Havana? Kesaksian Agen FBI: Rasanya Seperti Telinga Dibor Dokter Gigi

“Kehilangan plasma sepertinya menguras tubuh hampir sampai ke tulang. Jenis lelah yang berbeda,” kata pendonor plasma pria yang menceritakan itu kepada penulis Kathleen McLaughlin untuk bukunya Blood Money: The Story of Life, Death, and Profit Inside America’s Blood Industry.

“Ekstraksi plasma berbayar tidak lain adalah pekerjaan bergaji rendah yang dieksploitasi,” tulis McLaughlin dalam bukunya itu, seperti dikutip dari New York Post, pada akhir pekan lalu.

Dia mengatakan, ilmu pengetahuan telah menggunakan plasma untuk menghasilkan obat yang manjur. Pada 1950-an dan 1960-an, dokter mulai merawat pasien dengan gangguan kekebalan tubuh dengan suntikan sel kekebalan yang berasal dari plasma. Saat ini obat-obatan tersebut membantu operasi jantung, perawatan luka bakar, dan untuk bayi dengan kelainan darah.

Tetapi sejak awal, industri farmasi telah menambang plasma, kebanyakan untuk orang-orang yang tak punya pilihan lain. Pada 1960-an, Arkansas memaksa narapidana di penjara negara bagiannya untuk menyumbang, membayar jumlah yang tidak seberapa sebelum menjualnya kembali ke perusahaan biomedis Little Rock masing-masing seharga 50 dolar AS.

Berita Lainnya:
Bayi Kembar Siam Dempet Bokong Asal Tulungagung Jalani Pemisahan Saat Berusia 8-12 Bulan

Di provinsi Henan, China, pada 1990-an, seluruh warga desa mendonorkan plasmanya untuk menghasilkan uang dengan mudah. Pemerintah China kala itu gagal menjelaskan bahaya dari mendonor plasma hingga satu juta penduduk berakhir dengan HIV.

Saat ini, hanya lima negara yang mengizinkan penjualan plasma, termasuk Austria, Jerman, Hungaria, dan Republik Ceko, dan Amerika Serikat (AS). AS disebut sebagai produsen terbesar. AS menghasilkan plasma pada 2021 senilai lebih dari 24 miliar dolar AS. Itu merupakan 2,69 persen dari total ekspor negara.

McLaughlin meyakini bahwa orang Amerika menyumbang begitu banyak bukan karena mereka altruistik, tetapi karena negara ini memiliki ketimpangan ekonomi yang lebih besar dibandingkan kebanyakan negara. Dari lebih dari 100 pendonor plasma yang dia wawancarai selama dua tahun, sebagian besar melakukannya untuk penghasilan tambahan.

McLaughlin menemukan, sebagian besar pusat plasma berada di kota-kota yang miskin seperti Flint, Michigan; dan El Paso, Texas. Ketertarikan McLaughlin pada industri darah karena dia mendapat manfaat darinya.

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi