Jumat, 26/04/2024 - 21:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Ini Kata Epidemiolog Soal Sub Varian Kraken Masuk Indonesia

ADVERTISEMENTS

Epidemiolog yakin sub varian Kraken hanya akan sebabkan gejala ringan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan, masuknya subvarian Omicron Kraken alias XBB 1.5 ke Tanah Air bisa menyebabkan infeksi dan reinfeksi. Bahkan, kemungkinannya besar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Dalam konteks Indonesia saat ini, infeksi dan reinfeksi (omicron kraken) ini akan banyak yang tidak bergejala atau sebagian di antaranya adalah bergejala ringan,” katanya saat dihubungi Republika, Kamis (26/1/2023). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Kendati demikian, ia mengingatkan ini akan sangat serius ketika menimpa kelompok berisiko tinggi seperti lanjut usia atau ibu hamil, orang yang punya penyakit penyerta (komorbid), yang belum divaksin Covid-19 dosis penguat (booster), hingga yang mengalami infeksi berulang lebih dari dua kali.

ADVERTISEMENTS

Sebab, infeksi dan reinfeksi ini akan meningkatkan risiko yang bersangkutan mengalami keparahan atau mengalami long Covid 19 dampak jangka panjang dalam bentuk keluhan-keluhan yang terus menetap bisa berbulan-bulan lebih dari 3 bulan, 4 bulan, bahkan bisa menimbulkan penyakit yang sebelumnya ringan atau bahkan tidak ada misalnya diabetes mellitus, hipertensi, dan keluhan neurologis lainnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
APJII dan Starlink Kerja Sama Tingkatkan Akses Internet Indonesia

fnMw8rlitF0

“Ini yang harus diketahui dan dihindari,” ujarnya.

Bahkan, ia mengingatkan ada potensi kelompok risiko tinggi mengalami kematian walaupun kemungkinannya jauh lebih kecil dibandingkan sub varian sebelumnya karena sudah ada modal imunitas walaupun sudah berkurang. Namun, ia mengingatkan masalahnya adalah Covid-19 saat ini bukan lagi menyebabkan keparahan atau kematian melainkan potensi long covid yang jauh lebih besar. Sub varian ini sangat efektif menginfeksi dan tidak memerlukan seperti varian sebelumnya yang membutuhkan reseptor ACE 2. 

“Tak perlu jumlah banyak, dalam jumlah sedikit sudah menempel. Kemudian, ketika sudah menempel susah untuk lepas dan menetap jauh lebih lama dalam organ tubuh manusia dibandingkan sub varian sebelumnya,” ujarnya.

Ia mengingatkan, ini yang akhirnya menyebabkan potensi kerusakan lebih besar. Tak hanya itu, ia mengingatkan Kraken juga bisa menghindari sergapan antibodi pertahanan tubuh. Kombinasi ini yang membuat semakin bisa berpotensi menyebabkan jangka menengah dan panjang manusia yang terinfeksi.

Berita Lainnya:
PLN Sediakan 65 Unit SPKLU di Jatim untuk Layani Pemudik

Bahkan, data menyebutkan terinfeksi Covid-19 sub varian ini berpotensi menyebabkan kerusakan banyak organ tubuh seperti otak, jantung, paru, ginjal, hati karena terbawa di pembuluh darah.

“Jadi, kedatangan XBB 1.5 ini yang paling harus dihindari dan diwaspadai adalah menyebabkan long Covid-19,” katanya.

Oleh karena itu, ua meminta upaya yang dilakukan adslah segera suntik vaksin Covid-19 booster dan lakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hingga protokol kesehatan. Upaya lainnya termasuk peningkatan kesehatan udara yang lebih baik.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan subvarian Omicron Kraken atau XBB 1.5 terdeteksi di Indonesia. Varian terdeteksi pada pelaku perjalanan asal Polandia saat beraktivitas di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

“Sejauh ini baru satu kasus Kraken yang dilaporkan di Indonesia,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (26/1/2023). 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi