Jumat, 26/04/2024 - 23:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Dinilai Belum Ada Perhatian Khusus

ADVERTISEMENTS

Andre Notohamijoyo meluncurkan buku ‘Reaktualisasi Poros Maritim’.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA– Mantan Kepala Seksi Analisis Kelembagaan Direktorat Pengembangan Pasar Luar Negeri di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Andre Notohamijoyo meluncurkan buku ‘Reaktualisasi Poros Maritim’, Ahad (29/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Andre mengatakan buku ini ditulis untuk memberikan wawasan terhadap masyarakat tentang kemaritiman, dinamika dan tantangan industri kemaritiman. Ia melihat pembangunan kemaritiman nyaris tidak tersentuh dengan baik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Melalui buku ini saya mencoba memotret dan menyoroti perkembangan bidang kemaritiman nasional. Pembangunan kemaritiman khususnya sektor kelautan dan perikanan seperti jalan di tempat,” katanya di Perpustakaan Cikini, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Ahad (29/1/2023).

ADVERTISEMENTS

Andre menyebut terdapat berbagai masalah kemaritiman. Di antaranya masalah angka stunting yang masih tinggi. Bahkan di wilayah pesisir yang kaya sumber daya ikan laut. “Paradigma masyarakat yang belum terarah pada konsumsi ikan khususnya ikan laut,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
TNI AU dan AS Dipastikan Gelar Latihan Bersama Cope West MAF 2024

Peningkatan kesejahteraan nelayan belum diberikan perhatian khusus. Meskipun saat ini sudah ada peraturan perundang-undangan seperti UU No. 7 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam dan UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan.

Andre menambahkan, kemiskinan di masyarakat pesisir khususnya kantong-kantong pemukiman nelayan, bahkan masuk dalam kemiskinan ekstrem. Ia mencontohkan seperti daerah Kamal Muara, Jakarta Utara, Muara Gembong, Bekasi, Karawang dan Subang.

“Nelayan yang ada di daerah yang saya sebutkan itu masih dalam memprihatinkan. Ini yang harus dipertanyakan. Program pemerintah menyentuh kondisi mereka atau tidak? atau hanya sekedar program?” kata Asisten Deputi Mitigasi Bencana di Kemenko PMK ini.

Berita Lainnya:
Biaya Skincare Anak dan Cucu SYL Pake Duit 'Haram' Kementan, Rp50 Juta Sekali Perawatan

Andre juga menyebut iklim investasi di sektor kelautan dan perikanan tidak ditangani secara serius dari waktu ke waktu. Penanganan nelayan, menurut dia, dilakukan sebatas pemberian bantuan tanpa kajian atau menelesuri akar masalah yang dihadapi nelayan,petambak maupun pelaku usaha lain secara menyeluruh.

“Pemerintah memberikan bantuan secara serentak pada nelayan atau pelaku usaha di seluruh daerah, dan menyamaratakan bantuan atau dukungan tersebut. Tapi pemerintah tidak ada upaya letak kegagalan pemberian bantuan kepada nelayan maupun pelaku usaha,” kata dia.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi