Minggu, 05/05/2024 - 09:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Tertekan Inflasi, PwC: Pertumbuhan Ekonomi 2023 Diprediksi Melambat

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — PwC Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen pada 2023. Prediksi ini menurun dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar 5,31 persen.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Head of Economic and Research PwC Indonesia Denny Irawan mengatakan, penurunan pertumbuhan disebabkan tekanan inflasi yang masih berlanjut. Diprediksi laju inflasi sebesar empat persen pada tahun ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Ekspektasi inflasi yang tinggi dan pengetatan kebijakan moneter yang agresif berpotensi menurunkan konsumsi rumah tangga dan menggerus profitabilitas dunia usaha pada 2023,” ujarnya saat webinar PwC Indonesia Economic Update, Kamis (9/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Denny berharap pemerintah terus menjaga konsumsi dari inflasi global di antaranya memberikan berbagai subsidi, termasuk bahan bakar, listrik dan bantuan sosial. Menurutnya, laju inflasi sudah melewati puncaknya secara global dan bank sentral di dunia tetap berhati-hati.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
IMF Nilai Vietnam Punya Banyak Peluang Ekonomi dari Digitalisasi

“Kami perkirakan konsumsi domestik Indonesia akan tetap kuat. Upaya terkoordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter sangat penting untuk mempertahankan daya beli,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Selain itu, Denny menyebut perlambatan pertumbuhan ekspor sangat mungkin terjadi seiring perlambatan pertumbuhan global, meski ekspor komoditas utama Indonesia seperti batu bara, minyak sawit, dan nikel akan tetap terjaga selama perang Ukraina berlanjut. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Risiko penurunan, termasuk lemahnya permintaan global, arus keluar modal, tekanan mata uang, dan kondisi keuangan global yang ketat, di jangka menengah berpotensi menghambat momentum pertumbuhan dari 2025 dan seterusnya,” ucapnya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dari sisi lain, Denny melanjutkan, anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sangat penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut dia, harga komoditas yang tinggi memiliki dampak ganda terhadap anggaran fiskal Indonesia. 

Berita Lainnya:
Menperin Ungkap Potensi Besar Industri Pangan dan Furnitur bagi Ekonomi RI

Denny mencontohkan harga komoditas yang tinggi, terutama bahan bakar minyak berdampak negatif, karena pemerintah perlu membayar lebih banyak subsidi. Namun, dari sisi lain membawa pemasukan tambahan bagi pemerintah karena ekspor Indonesia masih didominasi batubara dan kelapa sawit, pemerintah menarik bea maupun pajak penghasilan dari ekspor komoditas itu. 

“Kami memperkirakan anggaran pemerintah akan tetap kuat pada 2023. Kami melihat pemerintah akan sanggup melanjutkan program pro-pertumbuhan dan pro-penciptaan lapangan kerja, serta melanjutkan subsidi untuk melindungi konsumsi dan mengendalikan inflasi,” ucapnya. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi