Setelah kematian Syekh Farhan As-Sa’di akibat dihukum mati, Inggris berharap agar para pengikutnya tidak berani lagi untuk melawan penjajah. Namun harapan Inggris itu sangat sia-sia. Kematian Syekh Farhan As-Sa’di malah menjadi malapetaka bagi Inggris.
Sosok Syekh Farhan As-Sa’di berubah menjadi sebuah simbol perjuangan dan memicu berkobarnya api revolusi. Hal yang sama juga terjadi pada gurunya, yakni Syekh Muhammad Izzuddin Abdul Qadir Al-Qassam yang menjadi simbol perjuangan api revolusi bagi para pengikutnya.
Sumber: Republika