Sabtu, 27/04/2024 - 07:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

PBB: 8.490 Warga Sipil Ukraina Tewas Akibat Serangan Rusia

ADVERTISEMENTS

Warga Ukraina berdiri di dekat kawah peluru di pasar lokal yang rusak setelah penembakan menghantam kota Shevchenkove, wilayah Kharkiv, timur laut Ukraina, 09 Januari 2023, di tengah invasi Rusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KIEV – Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mengungkapkan, sebanyak 8.490 warga sipil di Ukraina telah tewas akibat serangan Rusia. Angka itu dihitung sejak Moskow memulai serangan militernya pada Februari tahun lalu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

OHCHR mengatakan, sebagian besar kematian tercatat di wilayah yang dikuasai Ukraina dan menjadi target serangan Rusia. Di wilayah Donetsk dan Luhansk, misalnya, OHCHR mencatatkan 3.927 korban sipil tewas akibat pertempuran.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“OHCHR percaya bahwa angka (total kematian) sebenarnya jauh lebih tinggi, karena penerimaan informasi dari beberapa lokasi di mana permusuhan intens terjadi telah tertunda dan banyak laporan masih menunggu konfirmasi,” kata OHCHR dalam sebuah pernyataan, Selasa (11/4/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Rusia: Israel Langgar Hukum Internasional dengan Serang Konsulat Iran di Suriah

Bulan lalu, sebuah badan investigasi mandat PBB menemukan bahwa pasukan Rusia telah melakukan serangan “serampangan dan tidak proporsional” di Ukraina. Namun Rusia membantah menargetkan warga sipil atau melakukan kekejaman dalam apa yang mereka sebut operasi militer di Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Meski sudah berlangsung lebih dari setahun, belum ada tanda-tanda konflik Rusia-Ukraina akan mereda atau berakhir. Awal bulan ini Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, negaranya telah secara signifikan meningkatkan produksi senjata presisi tinggi. Seiring dengan peningkatan tersebut, pasokan persenjataan dan amunisi untuk pasukan Rusia di Ukraina pun bakal digandakan.

“Semua ini memungkinkan untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan oleh Panglima Tertinggi (Presiden Rusia Vladimir Putin) sesuai dengan rencana untuk melakukan operasi militer khusus,” kata Shoigu saat berkunjung ke markas besar Kelompok Pasukan Gabungan di Moskow, 1 April lalu.

Dalam kegiatan yang turut dihadiri para perwira militer senior Rusia itu, Shoigu juga mendengarkan laporan tentang penyediaan amunisi untuk pasukan Rusia di Ukraina. Dia berjanji akan meningkatkan pasokan amunisi guna menunjang pertempuran. “Volume pasokan amunisi yang paling banyak diminta telah ditentukan. Langkah-langkah yang diperlukan sedang diambil untuk meningkatkannya,” ucapnya.

Berita Lainnya:
Israel Bantah Tutup Kedutaan Besar di Seluruh Dunia di Tengah Ancaman Serangan Iran

Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya telah mengatakan, pertempuran di Ukraina tidak akan selesai selama Amerika Serikat (AS) terus menyuplai senjata untuk Kiev. “Perdamaian dapat dibangun di Ukraina sejak lama jika AS dan sekutunya tidak membanjiri rezim Kiev dengan senjata dan tidak memaksanya melemparkan ribuan wajib militer baru ke dalam pembantaian yang tidak masuk akal,” ucap Nebenzya dalam pertemuan di Dewan Keamanan PBB, 31 Maret lalu.

Sudah Beralih ke Motor Listrik? Merek Apa yang Sudah Nangkring di Garasi Kamu?

Suka Pakai Aplikasi Paylater? Favorit Kamu yang Mana?

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi