Rabu, 01/05/2024 - 01:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OTOMOTIF
OTOMOTIF

Renault: Mobil Listrik China Ancam Perkembangan Mobil Listrik Eropa

ADVERTISEMENTS

Deretan mobil produksi China menunggu dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Yantai di Provinsi Shangdong, China timur, pada 9 Mei 2023.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

CEOAIX-EN-PROVENCE – Sebuah “badai China” membayangi sektor mobil listrik (EV) Eropa yang sedang berkembang. Pimpinan Renault Jean-Dominique Senard mengatakan ancaman tersebut karena China sebagai negara adidaya Asia mendominasi bahan baku utama dalam membuat baterai untuk mobil nol emisi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Keputusan China baru-baru ini untuk membatasi ekspor dua logam yakni – galium dan germanium – yang digunakan dalam semikonduktor dan EV menimbulkan tanda bahaya bagi para pemimpin Eropa. Karena hal itu menunjukkan ketergantungan Eropa yang berlebihan pada China. Dan pada akhirnya menyebabkan rantai pasokan yang mahal.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Jokowi Minta Cina Investasi di IKN
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Ketika saya berbicara tentang badai China, saya berbicara tentang tekanan kuat hari ini terkait impor kendaraan (listrik) China ke Eropa,” kata Senard kepada Reuters Sabtu (8/7//2023).

ADVERTISEMENTS

“Kami mampu membuat kendaraan listrik, tetapi kami berjuang untuk memastikan keamanan pasokan kami,” kata Senard lagi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ia menambahkan industri EV China dan rantai pasokan untuk bahan mentah dihasilkan dari investasi bertahun-tahun yang akan menelan biaya miliaran euro untuk menirunya. 

Pembatasan ekspor sehingga meningkatkan perang teknologi China dengan Amerika Serikat, berpotensi menyebabkan lebih banyak gangguan pada rantai pasokan global. Eropa menemukan dirinya berada di tengah pertengkaran, memaksanya untuk mencari alternatif dalam skenario terburuk.

Berita Lainnya:
Spesifikasi Mobil Listrik Ketiga Wuling ‘Cloud EV’ dengan Jarak Tempuh 460 Km

“Jika ada krisis geopolitik yang nyata, kerusakan pabrik baterai yang hanya ditenagai oleh produk yang berasal dari luar akan sangat besar,” kata Senard memperingatkan. “Itulah masalahnya”.

Menurutnya pengembangan bahan bakar alternatif – seperti bahan bakar elektronik sintetis dan hidrogen – akan sangat penting jika tiba-tiba kekurangan baterai karena kelangkaan bahan baku. “Seperti yang dilakukan produsen yang berhati-hati … kami sedang mencari alternatif untuk menghindari melumpuhkan negara jika, misalnya, kami kehabisan baterai,” katanya.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi