Selasa, 30/04/2024 - 03:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Aktivitas Social-Commerce Dinilai Perlu Ditertibkan Demi Jaga Akses Pasar UMKM

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Ekonom menilai penertiban social-commerce penting dilakukan demi menjaga akses pasar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di dalam negeri. Maka, Permendag Nomor 50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, dinilai perlu direvisi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sebetulnya, kata dia, yang dikhawatirkan yaitu masuknya berbagai barang impor ke Tanah Air. Apalagi sejak adanya era e-commerce.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Pada kenyataannya yang diperdagangkan pada e-commerce adalah barang impor. Dari domestik relatif kurang dari separuhnya, banya barang di luar masuk ke dalam negeri,” tutur ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Mohammad Faisal kepada Senin (11/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ia melanjutkan, yang dikhawatirkan produk UMKM tidak bisa berkompetisi dengan barang impor. Itu karena produk impor terutama dari China, mendapatkan banyak sekali kemudahan, insentif, dan subsidi yang diberikan dari input maupun output, sehingga ketika sampai ke negara tujuan menjadi sangat murah dibandingkan produk serupa di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
SKK Migas Siapkan Langkah Strategis Optimalkan Produksi Migas Nasional

Kini, sambungnya, masuk ke era baru lagi yakni social-commerce sebagai platform penjualan produk impor dan membuat lebih bertahan lagi. “Karena bukan hanya menjadikan platform digital sebagai marketplace tapi juga dengan adanya media sosial bisa tau algoritma atau karakteristik konsumsi di Indonesia,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Maka, kata dia, bisa diidentifikasi bagaimana pola harga atau pricing-nya. Ini membuat produk luar lebih kompetitif untuk masuk ke dalam negeri, sehingga semakin susah bagi UMKM nasional masuk dan berjualan lewat platform digital.

Berita Lainnya:
Ekonom: Kesiapan Digital UMKM Indonesia Berada di Level Pembelajar

“Dari sisi barang memang tidak semua. Biasanya kalau dari sisi barang seperti makanan, UMKM masih bisa produksi dan dijual lwat digital, tapi barang misal kebutuhan sehari-hari, mainan, elektronik, itu yang UMKM selama ini produksinya susah bersaing,” jelas Faisal.

Jadi intinya, tegas dia, pasar UMKM di domestik harus dijaga. Apalagi jumlah pelaku usaha tersebut banyak mencapai 90 persen lebih.

“Kalau pasar diambil, dikhawatirkan bahayanya, karena UMKM kan backbone ekonomi nasional,” tuturnya. Ia menambahkan, tidak hanya langkah defensif, pemerintah juga harus lebih serius meningkatkan produk dalam negeri bisa mendekati produk impor baik dari kualitas, ragam macam, maupun harga produknya. 

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi