Rabu, 01/05/2024 - 06:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Ini Proses Hingga Nabi Muhammad SAW Siap Menerima Wahyu

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tidak serta merta datang begitu saja. Ada proses yang dilalui sebagai persiapan, hingga Nabi Muhammad SAW dapat menerima wahyu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jum’ah mencontohkan proses persiapan Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu yaitu beliau SAW bermimpi selama 6 bulan. Di dalam mimpi tersebut, Nabi SAW melihat apa yang akan terjadi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Nabi Muhammad SAW memperhatikan hal-hal secara rinci, terkait apa yang terjadi pada hari besok. Mimpi inilah yang menjadi persiapan Nabi SAW untuk bisa beralih antara alam nyata dan ghaib,” jelasnya, seperti dilansir Masrawy.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Syekh Jum’ah kembali menjelaskan, kalau umpamanya wahyu tersebut diturunkan begitu saja, maka pikiran orang yang menerimanya itu bisa menjadi terganggu. Mengapa demikian? Karena sebagaimana dipaparkan oleh Syekh Jum’ah, dunia nyata dan ghaib itu memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Tips Hidup Sehat Berdasarkan Sunnah Nabi Muhammad

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Perbedaan yang jauh antara dunia yang nyata terlihat dan dunia ghaib, membuat pikiran tidak mampu menyerap pengetahuan (wahyu) ini, dan dapat mengakibatkan pikiran terganggu,” tuturnya.

Syekh Jum’ah juga menambahkan, wahyu yang diturunkan kepada para nabi tentu berbeda-beda. Letak perbedaannya terletak pada tingkatan wahyu, kesiapan fisik Nabi dan risalah nabi yang disampaikan.

“Wahyu merupakan hal yang berkaitan dengan kauniyah. Ini berhubungan erat dengan aspek struktur manusia, fisiknya dan penyampaiannya,” jelasnya.

Syekh Jum’ah menuturkan, wahyu yang diturunkan tentu telah disesuaikan dengan keadaan fisik nabi yang menerimanya. Dia pun mengambil contoh peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad.

Berita Lainnya:
Tersangka Korupsi Timah Hidup Bergelimang Harta, Ini Ayat Alquran tentang Harta

Sebelum melakukan perjalanan ke langit itu, ada proses yang dilalui Nabi Muhammad SAW, yakni proses pembelahan dada. Ini adalah persiapan biologis yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW sebelum melakukan perjalanan tersebut.

“Seperti yang diketahui tentang sifat alam semesta, saat seseorang naik 150 meter dari bumi, maka tekanan udara meningkat. Pada tingkatan tertentu, akan menyebabkannya tidak bisa bertahan,” katanya. Terlebih, naik ke langit yaitu Sidratul Muntaha.

Untuk itu, ada proses pembelahan dada Rasulullah SAW sebelum melakukan perjalanan Miraj, sebagai persiapan supaya tubuh beliau SAW sanggup melaksanakan perjalanan tersebut. Persiapan ini dilakukan mengingat tugas yang diemban Nabi SAW, status beliau, dan wahyu yang diturunkan kepada Rasululah SAW.

 

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi