Selasa, 21/05/2024 - 17:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Skripsi tak Wajib, Mahasiswa Bisa Bebas Stres?

 JAKARTA—Beberapa waktu lalu isu penghapusan skripsi begitu ramai. Ada pro kontra dalam menanggapi isu tersebut. Menurut Esti Nugroho, salah satu orang tua dari mahasiswi di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) mengatakan skripsi masih dibutuhkan oleh anak, namun ia meminta untuk tidak memberatkan anak. “Skripsi sebagai tugas akhir mungkin masih perlu, tapi tidak membebani mahasiswa soal dosen pembimbing dan lainnya,” ujar Esti kepada Republika.co.id, belum lama ini.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Esti mengatakan sebaiknya dosen pembimbing tidak mempersulit anak didiknya. Juga jangan menjadikan skripsi sebagai ajang untuk balas dendam. “Dosen pembimbing harus membimbing dan kasih solusi, bukan cuma coret-coret tulisan mahasiswa,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Adanya skripsi, menurut Esti, mungkin saja lahir inovasi-inovasi sesuai bidang studi. Mahasiswa juga bisa belajar berpikir kritis, membiasakan mereka menulis akademik. Jika skripsi dihapuskan, menurutnya, jadi hilang pengalaman untuk menulis jurnal ilmiah.

Berita Lainnya:
Para Peneliti Berpikir Mereka Telah Memecahkan Misteri Hilangnya Air di Venus 

Sementara itu, praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan penghapusan skripsi boleh-boleh saja asalkan ada proyek lain sebagai pengganti skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa. “Project tersebut sebaiknya adalah project yang lebih aplikatif di dunia kerja,” ujar perempuan yang akrab disapa Lia ini kepada Kamis (14/9/2023) 

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Menurut Lia penghapusan skripsi akan berdampak negatif dan positif. Dampak positif, ungkap Lia, di antaranya mengurangi stres dan kecemasan mahasiswa terkait skripsi yang biasanya berkaitan juga dengan dosen pembimbing, tempat pengambilan data dan lainnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Sedangkan dampak negatifnya, mahasiswa tidak lagi memiliki standar nilai yang sama di indonesia. Selain itu, kelulusan dan nilai akan sangat tergantung universitas tempatnya kuliah. Mahasiswa juga tidak terlatih dalam berpikir secara sistematis. Biasanya dalam skripsi, mahasiswa dilatih untuk berpikir terstruktur dan sistematis dan juga harus disertai data-data. Dalam skripsi juga, mahasiswa diajarkan berpikir analisis. “Jika skripsi tidak ada, perlu diganti dengan project lain yang tetap dapat melatih cara berpikir mahasiswa,” sarannya.

Berita Lainnya:
Kecelakaan Pesawat PK-IFP Diduga Akibat Faktor Cuaca Buruk

Selain itu, Lia menambahkan dalam menghadapi dunia kampus, sebaiknya cari kegiatan yang akan menunjang dalam bekerja setelah lulus nanti. Bergabung bersama senior mengerjakan proyek kerja, sehingga cara berpikir pun sudah terlatih ketika nanti dihadapkan pada situasi kerja yang sebenarnya. Pengalaman tersebut juga akan memberi nilai lebih dalam bekerja nantinya.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi