Selasa, 21/05/2024 - 23:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

AII Pertemukan Inventor dan Industri, Delapan Invensi Siap Komersialisasi

 JAKARTA — Asosiasi Inventor Indonesia (AII) menggelar seminar yang mempertemukan inventor dan industri guna hilirisasi hasil invensi Grand Riset Sawit (GRS) 2015-2021. Dari 17 invensi yang terpilih dalam GRS 2015-2021, ada delapan invensi yang menarik perhatian industri untuk ditindaklanjuti. Dari jumlah itu, ada tiga hingga empat invensi yang masuk ke tahap lebih serius.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Meski serius, kedua belah pihak harus tetap menjaga rahasia. Karena prosesnya masih panjang. Masih perlu validasi teknologi, yang membutuhkan biaya, waktu dan tenaga,” kata Ketua Umum AII, Didiek Hadjar Goenadi, di Jakarta, Rabu (20/9/23).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Didiek menjelaskan, terdapat dua tahapan yang harus dilakukan agar sebuah invensi siap dihilirisasikan. Pertama, peningkatan kemampuan dari skala riset yang dihasilkan inventor. Jika kondisi yang optimal sudah diperoleh, lalu dilakukan lagi peningkatan kemampuan ke tingkat komersialisasi bersama industrinya.

“Tahap selanjutnya adalah market trial untuk melihat penerimaan produk di pasaran. Sambil terus mengembangkan marketing komunikasinya agar produk bisa diterima pasar,” jelas dia.

Soal biaya yang dikeluarkan pada proses peningkatan kemampuan dan percobaan pasar, Didiek mengatakan, hal itu bisa dibicarakan. Apakah kemudian itu ditanggung sepenuhnya oleh industri atau ditanggung industri 50 persen dan 50 persen pihak ketiga.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Hadiri Halal bi Halal UMJ, Haedar Nashir Tekankan Pentingnya Silaturahmi

“Jika angkanya tidak terlalu besar, AII akan memberi bantuan pendanaan,” kata Didiek.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Didiek mengatakan, sementara ini belum ada investor yang mengundurkan diri setelah percobaan pasar atau market trial dilakukan. Tetapi, kata dia, memang ada sedikit hambatan yang membuat proses komersialisasi berjalan lambat.

“Inventor mengasumsikan bahan baku dari material kelapa sawit mudah didapat, ternyata di lapangan sulit diperoleh jika jumlahnya sangat besar. Nah, AII akan menjembatani dengan menghubungi regulator terkait kesediaan bahan bakunya,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Begitu pun proses pemanfaatan limbah kelapa sawit. Menurut dia, proses tersebut ternyata tidak mudah untuk bisa mendapatkan limbahnya. Dia menerangkan, ada regulasi yang melarang limbah keluar dari kebun. Limbah digunakan untuk kebutuhan lain.

“Hal-hal semacam ini diurus oleh AII sebagai jembatan. Bagaimana bahan baku bisa tersedia untuk tahap komersialisasinya,” jelas dia.

Seminar tersebut turut menghadirkan Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim; Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat M Sinaga; Direktur Teknik dan Operasi PT Hakaaston (HKA), Martin Nababan; Dirut PT Panah Perak Megasarana (PPM), Agussalim Igarashi; dan Manager Goverment Relations and Suistainability PT PAN Brothers, Rizal Tanzil Rakhman.

Berita Lainnya:
Komisi X DPR RI: Pengawasan Pemerintah pada Biaya Pendidikan PTN Sangat Penting

Sahat Sinaga menuturkan, riset tentang kelapa sawit menjadi penting karena Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kelapa sawit termasuk ke dalam lima produk yang menyumbang 25 persen total GDP Indonesia selain kopi, karet, gula dan cokelat.

“Sayangnya, dunia Barat membuat kampanye kotor tentang kelapa sawit. Padahal sawit ini, selain dibuat untuk minyak goreng juga bermanfaat untuk bahan bakar kendaraan biodiesel,” kata Sahat.

Hal senada dikemukakan Direktur Penyaluran Dana, BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim. Pihaknya mendukung pengembangan riset kelapa sawit melalui Program Grand Riset Sawit (GRS). Sejak digulirkan tahun 2015 hingga 2023, ada lebih dari 200 hasil riset siap dihilirisasi. 

“GRS 2024 akan kami buka pada Desember 2023 hingga Februari 2024. Jika ada inventor yang tertarik, silakan persiapkan dokumennya dari sekarang,” ujar Zaid seraya menambahkan BPDPKS juga memiliki kompetisi riset sawit untuk mahasiswa.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi