Rabu, 01/05/2024 - 10:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Manusia Sudah Mengenal Tingkat Sosial di Zaman Nabi Nuh

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Berbeda halnya dengan kehidupan di zaman Nabi Adam Alaihissalam dan anaknya, kehidupan bermasyarakat pada masa Nabi Nuh Alaihissalam telah berkembang, dan kebudayaannya lebih maju daripada pendahulunya. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Di zaman Nabi Nuh, manusia sudah mengenal tingkat sosial karena mereka sudah bisa menumpuk harta. Harta yang tersimpan tersebut menjadi alat ukur tingkat sosial di masyarakat. Berikut ini ayat yang memuat kata yang dapat mengindikasikan hal tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ اِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَاتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهٗ وَوَلَدُهٗٓ اِلَّا خَسَارًاۚ 

ADVERTISEMENTS

وَمَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًاۚ

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

وَقَالُوْا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ەۙ وَّلَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًاۚ

وَقَدْ اَضَلُّوْا كَثِيْرًا ەۚ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا ضَلٰلًا

Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku dan mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah kerugian baginya. Mereka pun melakukan tipu daya yang sangat besar. Mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwa‘, Yagus, Ya‘uq, dan Nasr.’ Sungguh, mereka telah menyesatkan banyak orang. Janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang zalim itu selain kesesatan.” (Quran Surat Nuh Ayat 21-24)

Berita Lainnya:
Dajjal Berwujud Fisik atau Kiasan Apapun Perusak Moralitas Umat? Ini Kata Prof Quraish

Setelah memasuki masa bercocok tanam (masa Neolitik), kehidupan manusia semakin berkembang. Manusia yang telah mampu melipatgandakan makanan dan mengembangbiakkan hewan tidak terlalu disibukkan dengan urusan pemenuhan kebutuhan dasar berupa mencari makanan. 

Pada masa Nabi Nuh, surplus makanan terjadi dan manusia lebih leluasa untuk mengembangkan aspek-aspek lain dari kebudayaan, misalnya sosial, religi, dan teknologi. 

Penggunaan kata “harta” (Surat Nuh Ayat 21) menunjukkan bahwa manusia telah mampu menyimpan makanan bahkan menukarnya dengan benda-benda lain yang kemudian disimpan dan fungsinya lebih sebagai peningkatan status sosial di mata masyarakat. 

Wadd, Suwa‘, Yagus, Ya‘uq, dan Nasr adalah nama-nama berhala terbesar yang disembah oleh masyarakat pada masa Nabi Nuh. Berhala adalah patung yang umumnya terbuat dari batu besar dan dibentuk dengan cara dipahat. Pembuatan patung di dalam sejarah kebudayaan umat manusia memang berkembang setelah manusia memasuki masa Neolitik dan lebih berkembang lagi pada masa manusia mengenal logam. 

Berita Lainnya:
Jumlah Nabi yang Pernah Dibunuh Yahudi, Nabi Isa dan Rasulullah SAW Masuk Target?

Karakteristik manusia pada masa itu memang jelas-jelas menunjukkan adanya aktivitas pemujaan terhadap Kekuatan Yang Lebih Tinggi, yang menjadi dasar religi sekaligus pemberi berkah bagi manusia untuk memastikan kehidupan bercocok tanam dan beternak dapat berjalan lancar.

Dilansir dari buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2012.

Untuk diketahui, Nabi Nuh merupakan Nabi keempat setelah Nabi Adam, Nabi Syis, dan Nabi Idris, atau Rasul ketiga setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Dalam Bibel, Kitab Perjanjian Lama, Nabi Nuh dikenal dengan nama Noah.

Alquran tidak menyebut waktu yang pasti dari sejarah Nabi Nuh, namun berbasiskan pada tradisi Islam yang lain, seperti dari Imam Abul- Fida’ At-Tadmuri (Matthews, 1949), dapatlah dirunut bahwa sejarah Nabi Nuh bermula sekitar 6000 tahun yang lalu, atau sekitar 4000 SM. Al-Maghluts (2008) juga menyebut tarikh Nabi Nuh sekitar 4000 SM. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi