Jumat, 24/05/2024 - 14:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Perilaku Hidup Bersih Sejak Kecil Pengaruhi Mental Saat Dewasa

Sabun mandi (ilustrasi).

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Psikolog anak dan keluarga lulusan Universitas Indonesia Irma Gustiana Andriani mengatakan perilaku hidup bersih yang ditanamkan sejak seseorang masih kecil bisa mempengaruhi kebiasaan merawat mental ketika ia beranjak dewasa.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Kebersihan nggak cuma kebersihan diri tapi macam-macam, ternyata berhubungan dengan kebersihan secara mental karena merawat diri itu bagian dari merawat mental,” ucap Irma dalam satu acara di Jakarta, Sabtu (14/10/2023).

Psikolog di klinik Ruang Tumbuh ini mengatakan kebiasaan yang berkaitan dengan kebersihan sejak kecil dapat memanifestasikan pada kegiatan lain saat dewasa, seperti menjauh dari teman yang ‘toxic’ dan cenderung terbiasa merawat diri.

Berita Lainnya:
Kenalan Via Mobile Legends, Mengapa Anak Bisa Sampai Menuruti Kemauan Pelaku Pedofila?

Irma mengatakan sebagian besar orang yang mengalami gangguan kesehatan mental seringkali tidak memikirkan merawat kebersihan dan kesehatan dirinya, seperti tidak mandi berhari-hari.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Kalau dari kecil kita tahu tentang kebersihan diri, paling tidak kalau dia stres dia tetap ngerawat diri, paling tidak kalau dia terkena mental health dia tetap cuci tangan karena ini adalah gaya hidup,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Psikolog yang disapa Ayang ini juga menambahkan seseorang yang sudah tertanam perilaku hidup bersih dan sehat juga akan secara otomatis mengonsumsi makanan sehat dan bersih. Sehingga asupan nutrisi dalam tubuh terjaga dan sehat.

Berita Lainnya:
Ketum Perbasi Minta Ortu tak Salah Pilih Klub Anak

Jika perilaku bersih sudah sampai pada tahap stres jika tidak melakukannya, harus diwaspadai karena bisa masuk ke ranah obsesif dan membuatnya menjadi cemas dan akhirnya berujung pada Obsesive Complusive Disorder atau OCD.

ADVERTISEMENTS

“Kalau punya kecemasan tinggi mau ngapa-ngapain jadi ga bisa. Jadi dia harus sadar diri bahwa ini udah nggak sehat, saya mau bersih tapi kalau sampai menyakiti diri itu sudah nggak sehat,” kata Irma.

ADVERTISEMENTS

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi