Minggu, 05/05/2024 - 04:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Pertama Kali, Ilmuwan Temukan Aurora di Matahari

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA—Sekelompok ilmuwan berhasil mengidentifikasi gelombang radio berderak seperti aurora di permukaan matahari. Gelombang radio ini memiliki penampakan yang sangat mirip dengan Northern Lights di bumi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Para ilmuwan yang terdiri dari sekumpulan astronom ini telah mendeteksi keberadaan glombang radio mirip aurora tersebut selama satu pekan. Melalui jurnal Nature Astronomy, mereka mengungkapkan bahwa gelombang radio seperti aurora ini berlokasi sekitar 40.000 kilometer di atas bintik matahari atau sunspot. Bintik matahari itu  merupakan area seperti “bercak” berwarna gelap di permukaan matahari yang memiliki medan magnet 2.500 kali lebih kuat dibandingkan bumi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa mereka sudah pernah mendeteksi gelombang radio seperti aurora pada bintang-bintang lain yang berjarak cukup jauh dari bumi. Namun, ini merupakan kali pertama mereka mendeteksi gelombang radio serupa pada bintang yang menjadi pusat tata surya, yaitu matahari.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan letusan gelombang radio matahari sementara yang biasanya hanya berlangsung dalam hitungan menit atau jam,” ujar ketua tim peneliti dan astronom dari New Jersey Institute of Technology’s Center for Solar-Terrestrial Research (NJIT-CSTR), Sijie Yu, seperti dilansir LiveScience pada Senin (20/11/23).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Gunung Ruang Erupsi Lagi, Tujuh Bandara Ditutup Sementara

Yu melihat temuan gelombang radio seperti aurora di matahari sebagai temuan yang sangat menarik. Alasannya, temuan ini berpotensi mengubah pemahaman manusia mengenai proses-proses magnetik pada bintang.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Yu dan para astronom lain berhasil mendeteksi gelombang radio mirip aurora di matahari dengan menggunakan sebuah teleskop radio yang diarahkan pada bintik matahari. Para ilmuwan ini meyakini bahwa gelombang radio seperti aurora tersebut muncul akibat gerakan elektron dari suar matahari (solar flare) yang dipercepat di sepanjang garis medan magnet bintik matahari yang kuat.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Akan tetapi, aurora yang ditemukan pada matahari ini memiliki perbedaan frekuensi bila dibandingkan dengan aurora di bumi. Para astronom memperkirakan bahwa emisi aurora di bintik matahari terjadi pada rentang frekuensi ratusan ribu kHz hingga hampir 1 juta kHz. “Itu merupakan akibat langsung dari medan magnet bintik matahari yang ribuan kali lebih kuat dibandingkan (medan magnet) bumi,” tambah Yu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sebagai perbandingan, aurora di bumi biasanya memancarkan cahaya pada frekuensi 100-500 kHz. Di bumi, aurora tercipta ketika sebagian energi dan partikel-partikel kecil dari badai matahari menembus atmosfer bumi yang ada di garis medan magnet kutub utara dan selatan. Partikel-partikel tersebut lalu berinteraksi dengan gas-gas yang ada di atmosfer bumi dan menghasilkan pancaran cahaya yang cantik di langit.

Berita Lainnya:
Satu Pulau Dikabarkan Tenggelam Akibat Erupsi Gunung Raung, Ini Penjelasan Badan Geoloogi

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa temuan terbaru mereka telah membuka jalan baru untuk mempelajari aktivitas matahari. Saat ini, tim peneliti juga sedang menganalisis beragam data terdahulu untuk menemukan bukti mengenai keberadaan aurora matahari di masa lalu.

“Kita baru mulai menyatukan bagian-bagian dari kepingan yang hilang mengenai bagaimana partikel energi dan medan magnet berinteraksi pada sebuah sistem yang memiliki bintik bintang. Bukan hanya yang terjadi di matahari kita, tetapi juga di semua bintang di luar sistem tata surya kita,” tutur peneliti sekaligus ahli fisika matahari NJIT, Surajit Mondal. 

 

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi