Selasa, 30/04/2024 - 01:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Cara Atasi Diare Anak Secara Mandiri di Rumah

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Sekretaris Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Himawan Aulia Rahman, Sp.A memberikan beberapa rekomendasi untuk orang tua dapat menangani anaknya yang diare secara mandiri di rumah.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Untuk mencegah tingkat fatalitas dari penyakit pencernaan itu, ia menyarankan dilakukannya pertolongan pertama pada diare.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Pertama ialah dengan melakukan penggantian cairan. Saat ini yang aksesnya paling banyak dan mudah didapatkan di seluruh Indonesia ialah pemberian oralit,” kata dokter Himawan dalam diskusi daring bersama IDAI, Jumat (24/11/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dokter Himawan mengatakan penggantian cairan bisa dilakukan pada anak yang diare asalkan anak masih dalam kondisi aktif dan tidak mengalami dehidrasi.

ADVERTISEMENTS

Pemberian cairan pengganti penting dilakukan karena pada dasarnya diare membuat anak kehilangan cairan tubuh lewat feses, dengan komposisi tubuh anak yang didominasi oleh cairan maka ketika diare pemberian cairan pengganti perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas tubuh.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
8 Faktor Dasar yang Perlu Diperhatikan untuk Jaga Tubuh Tetap Sehat

“Orang tua bisa memberikan dengan patokan 10 mililiter (oralit) perkilogram setiap terjadi diare cair. Jadi misalnya anak memiliki berat badan 10 kilogram artinya pemberiannya sebanyak 100 mililiter setiap terjadi diare cair,” katanya.

Selain oralit, dokter lulusan Universitas Indonesia itu juga merekomendasikan orang tua dapat memberikan suplementasi Zinc atau Seng yang merupakan zat besi.

Menurutnya Seng memberikan manfaat dalam memperbaiki sel-sel usus yang bermasalah saat diare sehingga dengan pemberiannya diharapkan durasi diare pada anak bisa semakin berkurang.

Orang tua juga direkomendasikan untuk memberikan menu makanan anak yang sama seperti saat anak sehat dengan tujuan untuk menjaga asupan nutrisinya.

Pemberian makanan dengan menu normal tersebut bisa diberikan asal anak tidak mengalami masalah lain seperti muntah-muntah.

Lalu apabila menyajikan makanan dengan konsistensi lunak, ada baiknya orang tua menyiapkan makanan dalam porsi kecil namun pemberiannya harus sering sehingga asupan gizi untuk tubuh tetap terjaga.

“Karena pada dasarnya usus yang diare itu tetap butuh asupan (gizi), alasan diberikan makan secara cepat itu bisa mengurangi risiko malnutrisi,” katanya.

Berita Lainnya:
Opor, Rendang, dan Gulai Sebaiknya tidak Dipanaskan Berulang

Langkah-langkah tersebut dinilai Himawan dapat membantu lebih cepat penyembuhan anak dari diare, bahkan apabila disiplin diare pada anak bisa selesai di bawah tujuh hari.

Ia menegaskan agar orang tua harus bersabar menjalani pengobatan tersebut karena tidak ada pengobatan instan untuk diare.

“Tidak ada obat instan untuk menyetop diare pada anak, butuh waktu untuk usus normal sehingga konsistensi tinjanya bisa normal lagi,” ujar Himawan.

Orang tua disarankan membawa anak diare ke fasilitas kesehatan untuk penanganan tenaga medis lebih lanjut apabila terjadi beberapa penyimpangan seperti feses anak berdarah, diare disertai muntah, atau pun anak sudah mengalami dehidrasi.

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi