Jumat, 03/05/2024 - 06:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Cegah Krisis Pangan, Guru Besar IPB Dorong Ketahanan Pangan Berkelanjutan

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Prof Yusman Syaukat mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan terkait mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Hal ini penting untuk mencegah krisis pangan masa depan dan mendukung sistem pangan yang stabil.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Diperlukan upaya mencapai ketahaan pangan jangka panjang. Ini ada komponen-komponennya yang harus dipenuhi agar menghasilkan ketahanan pangan yang tidak hanya untuk generasi saat ini tetapi juga generasi mendatang,” ujar Yusman dalam diskusi ‘Refleksi Dinamika Perjalanan Bangsa Tahun 2023 dan Proyeksi 2024’ yang digelar secara hybrid, Kamis (28/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Yusman menyebut beberapa komponen dalam membangun ketahahan tersebut mulai dari penilaian keamanan pangan, manajemen ketidakamanan pangan, dan meningkatkan ketahanan pangan. Sebab, kinerja ketahanan pangan Indonesia saat ini masih perlu terus ditingkatkan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Berdasarkan Global Hunger Index, Indonesia di peringkat 77 dari 125 negara dengan skor 17,6 yang berada di level moderate. Sedangkan menurut Global Food Security Index 2022, Indonesia berada di rangking 63 dari 113 negara. Di kawasan Asia-Pasifik, negara ini menempati peringkat 10 dari 23 negara dengan skor 81,4.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Juarai Ajang Corporate Secretary Champion 2024

Sementara berdasarkan peta Ketahanan dan kerentanan pangan menggambarkan jika 440 kabupaten/kota atau 85,6 persen dalam kondisi tahan pangan dan 74 kabupaten/kota dalam kondisi rentan pangan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Ia melanjutkan, permasalahan yang terjadi dalam mewujudkan ketahanan pangan saat ini adalah sebagian besar pangan utama saat ini juga masih diimpor dari luar negeri, termasuk: kedelai, bawang putih, daging sapi, beras, jagung, gula. “Hal dapat menimbulkan berbagai implikasi negatif bagi negara dan masyarakat yakni food trap dan food import yang menimbulkan pengangguran,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Karena itu, kebijakan peningkatan kemandirian pangan harus dilaksanakan secara konsisten dan upaya peningkatan kemandirian pangan sangatlah penting bagi Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Pemerintah telah merancang berbagai kebijakan dan strategi untuk menjaga kelancaran pasokan pangan, dan meningkatkan produksi domestik 2024 untuk menciptakan fondasi kuat dan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan menyeluruh. Fokusnya di antaranya: penyaluran sarana prasarana produksi, optimalisasi lahan pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), penanganan dampak perubahan iklim (DPI). 

Sementara, anggaran Ketahanan Pangan 2024 sebesar Rp 114,3 triliun diarahkan untuk peningkatan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan. “Untuk mendukung program ketahanan pangan, diperlukan kebijakan terintegrasi antara aspek produksi pangan dan kebijakan perdagangan (impor) pangan, dan mampu mendorong peningkatan produksi pangan di dalam negeri dan sekaligus dapat mensubstitusi produk pangan yang selama ini masih diimpor,” kata Yusman menjelaskan.

Berita Lainnya:
Jokowi: Revitalisasi Pasar Tingkatkan Kesejahteraan Pedagang

Sedangkan, untuk peningkatan produksi pangan domestik perlu didukung dengan affirmative policies and actions dalam pengembangan petani dan pengusaha kecil nasional. Termasuk dalam hal pengadaan input, permodalan, produksi, pengembangan SDM, distribusi dan pemasaran, serta pengolahan produk.

“Diperlukan kebijakan-kebijakan pertanian yang progresif dan terintegrasi dalam mendukung peningkatan produksi pangan di dalam negeri,” ujarnya.

Tak hanya itu, Yusman juga mendorong implementasi prinsip-prinsip Islam dalam program ketahanan pangan. Menurutnya, Islam memberikan solusi teknik, sosial-ekonomi, politik dan spiritual untuk setiap tantangan dalam masyarakat, dan Alquran dan Al Hadits akan tetap relevan dengan kondisi dan tantangan umat manusia sepanjang zaman.

“Kita perlu mengembangkan dan menyempurnakan konsep Sustainable Food System atau lainnya dengan memasukkan aspek Maqashid Syariah, dengan menambahkan normative knowledge dari Alquran dan hadits, seperti aspek halalan-thoyyiban, larangan menimbun pangan, larangan menyia-nyiakan makanan, dan lainnya,” ujarnya.

 

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi