Rabu, 01/05/2024 - 18:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Apakah Varian JN.1 Bikin Covid-19 Jadi Lebih Parah? Ini Jawaban CDC

ADVERTISEMENTS

Covid-19 (ilustrasi). CDC mengatakan tidak ada bukti bahwa JN.1 menimbulkan peningkatan risiko terhadap kesehatan masyarakat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) pekan ini mengumumkan bahwa data menunjukkan jenis virus penyebab Covid-19 yang dominan saat ini tidak lebih parah dibandingkan jenis sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Menurut laporan yang diterbitkan Senin (22/1/2024) oleh CDC, varian JN.1 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan jenis lainnya. Varian tersebut yang saat ini merupakan jenis paling umum di AS.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Psikolog Klinis Ungkap Penyebab Seseorang Terkena Post Holiday Blues
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“CDC terus mempelajari lebih lanjut tentang JN.1, namun saat ini tidak ada bukti bahwa penyakit tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah,” kata CDC, dikutip dari Fox News, Kamis (25/1/2024).

ADVERTISEMENTS

Vaksin Covid-19 saat ini diharapkan dapat meningkatkan perlindungan terhadap JN.1, seperti halnya terhadap varian lain, dengan membantu mencegah penyakit parah. JN.1, yang saat ini merupakan varian dengan pertumbuhan tercepat di AS, diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya di antara kasus-kasus Covid-19, menurut CDC.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Bayi Kembar Siam Dempet Bokong Asal Tulungagung akan Dioperasi Saat Berusia 8-12 Bulan

 

Ini sangat mirip dengan varian BA.2.86 yang merupakan subvarian omicron yang muncul pada Agustus 2023. Covid-19 varian JN.1 kini bertanggung jawab atas sekitar 85,7 persen kasus di AS pada 22 Januari, kata CDC.

Meskipun pertumbuhannya cepat, CDC mengatakan tidak ada bukti bahwa JN.1 menimbulkan peningkatan risiko terhadap kesehatan masyarakat dibandingkan varian-varian lain yang beredar saat ini. Sebab, varian tersebut tampaknya tidak menyebabkan peningkatan keparahan penyakit.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi