Kamis, 02/05/2024 - 06:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Mentan: RI Bisa Hentikan Impor Jagung demi Lindungi Petani

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Menteri Pertanian (Mengan) Andi Amran Sulaiman menyebutkan Indonesia bisa saja hentikan impor jagung bila langkah itu diperlukan untuk mencegah dan melindungi harga jagung petani jatuh.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Kami sampaikan langkah kita lakukan adalah menyetop, mengunci impor jagung. Kami tidak akan lagi keluarkan rekomendasi (impor jagung),” kata Amran usai Rapat Koordinasi Antisipasi Panen Raya Jagung di Kantor Pusat Kementerian Pertanian di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Amran menegaskan hal tersebut menyikapi harga jagung di tingkat petani yang saat ini turun mencapai Rp 2.500 per kg, sedangkan harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan yakni Rp 4.200 per kg. Menurut Amran, impor semestinya menjadi opsi terakhir dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak nasional. Apalagi selama petani lokal mampu menyediakan kebutuhan jagung untuk pakan, semestinya opsi paling utama adalah menyerap jagung petani terlebih dahulu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

”Saat ini teriakan dari petani jagung sangat kencang. Harga jagung di tingkat petani diberitakan di banyak media. Kami berterima kasih kepada media yang sudah menjadi suara bagi para petani. Mereka (petani jagung) adalah pahlawan pangan. Kalau pangan tidak ada, negara juga tidak ada,” tegas Amran.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kementan Realisasikan Bantuan Pompa 262 Unit untuk Petani Lebak

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dia menyebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional pada Januari sampai April diperkirakan akan mencapai 5,3 juta ton. Puncak panen terjadi pada bulan Maret, mencapai 2,3 juta ton. Sehingga penyerapan jagung petani harus dilakukan secara segera.

Di hadapan para pengusaha pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Amran menyebutkan pihaknya tidak segan untuk menghentikan impor bila diperlukan. Dia mengharapkan para pengusaha bisa lebih aktif dalam menyerap jagung petani. Apalagi berdasarkan hasil pemantauan Kementan, harga jagung di tingkat petani menyentuh hingga harga Rp 2.500 per kilogram.

”Jangan cuma lancar impor, tapi tidak lancar menyerap jagung petani. Kalau anda mengaku bagian dari Indonesia, sayangi petani jagung yang saat ini harganya sudah jatuh di mana-mana,” seru Amran.

Berita Lainnya:
Durian Jadi 'Buah Emas" di Antara Komoditas Ekspor Vietnam

Saat ini, lanjut Amran, masih terdapat kesenjangan harga antara petani jagung dan peternak. Sebagai solusi, Amran meminta GPMT dan para peternak untuk langsung datang ke petani. “Tolong masuk langsung ke petani sehingga menggerek harga naik sehingga tidak terlalu murah di petani dan peternak juga mendapatkan dengan harga yang wajar,” jelas Amran.

Menyoal tentang kadar air yang cukup tinggi pada jagung yang dijual petani, Amran pun mendesak Perum Bulog untuk membantu peternak dengan memanfaatkan dryer mereka. ”Ciptakan mekanisme sehingga peternak bisa turut menggunakan dryer yang dimiliki Bulog, mungkin dengan cara menyewa atau dibebaskan biayanya pada tiga bulan pertama,” ujar Amran.

Amran mengharapkan dengan kolaborasi semua pihak, terdapat keseimbangan harga antara petani jagung dan peternak. ”Saya ingin semua bisa menikmati hasil yang layak. Petani tersenyum, peternak juga bahagia. Begitupun pengusaha juga harus kita ajak terlibat. Dengan begitu, kita semua bisa tumbuh bersama,” kata Amran.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi