Minggu, 05/05/2024 - 14:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Ilmuwan Temukan Superkluster Galaksi Sebesar 26 Kuadriliun Matahari

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Para astronom telah menemukan iring-iringan superkluster galaksi monster, kumpulan galaksi dan gugus galaksi yang sangat besar di alam semesta. Contoh paling mencolok dari 662 superkluster baru ini terletak sekitar tiga miliar tahun cahaya dari Bumi dan diberi nama “Superklaster Einasto”.  

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Dilansir Space, Kamis (21/3/2024), superkluster khusus ini diberi nama untuk menghormati astrofisikawan Estonia Jean Einasto. Einasto merupakan salah satu penemu  struktur skala besar alam semesta. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Superkluster Einasto memiliki massa yang sama dengan sekitar 26 kuadraliun matahari. Superkluster ini sangat luas sehingga sinyal cahaya memerlukan waktu 360 juta untuk berpindah dari satu ke sisi lainnya. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Temuan ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana kumpulan galaksi yang sangat  besar ini bersatu. Pada akhirnya, hal ini juga dapat membantu menjawab pertanyaan tentang materi gelap dan energi gelap. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Meskipun superkluster lainnya tidak dapat menyamai Superkluster Einasto, massa dan ukuran superkluster mereka jelas tidak menurun. Dari sampel yang ditemukan, tim yang dipimpin oleh astronom dari Observatorium Tartu ini mampu menghitung rata-rata massa dan ukuran superkluster. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
BNPB: 12 Ribu Warga Tagulandang Harus Dievakuasi Akibat Erupsi Kedua Gunung Ruang

Para peneliti menentukan bahwa massa khas superkluster dalam kumpulan ini adalah sekitar enam kuadriliun massa matahari, sedangkan ukuran superkluster pada umumnya adalah sekitar 200 juta tahun cahaya. Sebagai gambaran, rata-rata superkluster berukuran sekitar 2.000 kali lebih besar dari Bima Sakti. Dari segi massa, jika massa matahari sama dengan bola golf, salah satu superkluster ini akan memiliki massa yang sama dengan Gunung Everest.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Saat mengeksplorasi sifat-sifat superkluster ini, tim menemukan bahwa gugus galaksi di dalam superkluster lebih berat dibandingkan yang ditemukan di luar superkluster. Hal ini menunjukkan bahwa galaksi-galaksi dalam superkluster tumbuh dan berevolusi dengan cara yang berbeda dari galaksi di luar lingkungan tersebut.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
14 Orang Meninggal Dunia Tertimbun Tanah Longsor di Tana Toraja

 Meskipun superkluster memiliki massa yang sangat besar, namun masing-masing galaksi kurang padat dibandingkan galaksi lain. Penyebabnya adalah massa yang luar biasa ini tersebar dalam volume yang sangat besar. Namun demikian, kepadatan galaksi superkluster cukup besar untuk memberikan dampak gravitasi yang luar biasa terhadap materi di superkluster itu sendiri.

 Hal ini termasuk kandungan materi gelap superkluster, yang merupakan bentuk materi paling misterius di alam semest. Sebab, materi tersebut tetap tidak terlihat oleh mata manusia karena tidak berinteraksi dengan cahaya.

Penyelidikan lebih lanjut terhadap superkluster ini dapat membantu mengungkap misteri paling mendesak lainnya di alam semesta, yaitu sifat energi gelap. Energi gelap adalah nama pengganti yang diberikan untuk gaya yang menyebabkan laju ekspansi alam semesta bertambah cepat. Hal ini berdampak pada galaksi-galaksi yang saling menjauhi kita, dan saling menjauh, semakin cepat seiring berjalannya waktu.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi