Selasa, 30/04/2024 - 12:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Merokok Biar Kurus? Ngudud Justru Tingkatkan Lemak Perut

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Alasan umum bagi para perokok untuk tidak berhenti merokok adalah kekhawatiran akan bertambahnya berat badan. Sebelumnya, ada penelitian menemukan bahwa nikotin, bahan aktif yang ada di dalam rokok, menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Kini, sebuah penelitian baru menepis klaim tersebut. Ilmuwan mengungkap bahwa merokok sebenarnya meningkatkan lemak perut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Lemak perut ini terutama lemak yang ditemukan jauh di dalam perut. Lemak tersebut dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, strok, dan demensia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dilansir Daily Mail, Jumat (22/3/2024), para peneliti dari University of Copenhagen, Denmark menggabungkan hasil penelitian-penelitian genetik berbeda yang melibatkan lebih dari satu juta orang. Mereka mengamati orang-orang yang memiliki gen terkait dengan merokok cenderung memiliki distribusi lemak tubuh yang berbeda dengan mereka yang bukan perokok.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Apa Itu Ganja Cair yang Digunakan Selebgram Chandrika Chika di Vape?

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Analisis mengungkapkan bahwa orang yang mulai merokok, dan terus merokok seumur hidup, dikaitkan dengan peningkatan lemak perut. Kemungkinan besar ini adalah lemak visceral.

Jenis lemak itu adalah lemak yang membungkus organ-organ perut, bukan lemak subkutan yang berada di bawah kulit. Selain itu, lemak visceral sulit dilihat.

Jadi, seorang perokok mungkin saja memiliki perut yang rata. Namun, dia masih memiliki jumlah lemak yang tidak sehat, sehingga meningkatkan risiko penyakit serius.

Berita Lainnya:
Pengguna TikTok Ogah Lanjutkan Imunisasi Anak, Ini Dampak yang Mengintai di Masa Depan

“Pengaruh merokok terhadap lemak perut tampaknya terlepas dari faktor-faktor lain seperti status sosial ekonomi, penggunaan alkohol, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), atau seberapa besar seseorang mengambil risiko,” kata penulis utama dr Germán Carrasquilla.

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, temuan dari University of Copenhagen ini memperkuat pentingnya upaya skala besar untuk mencegah dan mengurangi kebiasaan merokok pada masyarakat umum. Sebab, hal ini juga dapat membantu mengurangi lemak perut dan semua penyakit kronis yang terkait dengannya.

“Mengurangi satu risiko kesehatan utama dalam suatu populasi, secara tidak langsung, akan mengurangi risiko kesehatan besar lainnya,” ujar dr Carrasquilla.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi