Selasa, 30/04/2024 - 00:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Ilmuwan Deteksi Gelombang Radio dari Bintang yang tidak Aktif

ADVERTISEMENTS

Para ilmuwan dibuat bingung dengan adanya gelombang radio yang berasal dari bintang yang cukup lama diketahui tidak aktif.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Para ilmuwan dibuat bingung dengan adanya gelombang radio yang berasal dari bintang yang cukup lama diketahui tidak aktif. Sinyal tersebut datang dari bintang yang dikenal dengan nama XTE J1810-197.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dikutip dari laman Independent, Selasa (9/4/2024), XTE J1810-197 adalah magnetar atau sejenis bintang neutron yang juga merupakan magnet terkuat di alam semesta. Magnetar itu berlokasi paling “dekat” dengan Bumi, dengan jarak 8.000 tahun cahaya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Tidak seperti sinyal radio yang kita lihat dari magnetar lain, magnetar ini memancarkan polarisasi melingkar dalam jumlah besar yang berubah dengan cepat. Kami belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya,” kata peneliti postdoctoral di badan sains nasional Australia, CSIRO, yang memimpin studi, Marcus Lower.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BMKG Ingatkan Hujan Disertai Angin Kencang di Jaksel dan Jaktim Hari Ini

Mendeteksi sinyal radio dari magnetar sudah merupakan hal yang mengejutkan. Lebih dari itu, para ilmuwan telah menemukan bahwa gelombang dari XTE J1810-197 memancarkan semacam cahaya spiral yang benar-benar tidak terduga.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Cahaya dari magnetar ini terpolarisasi sirkular, artinya tampak membentuk spiral saat bergerak melintasi ruang angkasa. ​XTE J1810-197 adalah magnetar pertama yang mengirimkan sinyal radio pada 2003. Kemudian, tidak terpantau lagi selama lebih dari satu dekade, dan kini muncul kembali.

Lower mengatakan, pengamatan timnya menunjukkan adanya plasma super panas di atas kutub magnet magnetar, yang bertindak seperti filter polarisasi. Bagaimana tepatnya plasma melakukan hal itu, tim ilmuwan masih harus melakukan banyak penelitian untuk mempelajarinya.

Berita Lainnya:
Mengapa Ribuan Meteorit Hilang dari Antartika?

Temuan mereka telah dipublikasikan di Nature Astronomy, dengan tajuk “Konversi linier ke sirkular dalam emisi radio terpolarisasi magnetar”. Peneliti lain dalam studi, Manisha Caleb, berpendapat temuan itu menunjukkan ada lebih banyak hal yang terjadi di bintang daripada yang disadari penghuni Bumi. 

Itu semua dapat mengubah pemahaman tentang medan magnet dan lingkungan di sekitarnya. “Sinyal yang dipancarkan magnetar ini menyiratkan bahwa interaksi di permukaan bintang lebih kompleks dibandingkan penjelasan teoritis sebelumnya,” ucap Caleb yang berasal dari University of Sydney.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi