Selasa, 21/05/2024 - 16:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Sri Mulyani: Harga Rumah Terus Naik, Masyarakat Jadi Sulit Beli

Jauh sebelum pandemi sektor properti sudah punya masalah sendiri.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Pemerintah mengatakan, harga rumah saat ini terus mengalami peningkatan. Hal ini memicu masyarakat sulit membeli kebutuhan hunian.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan harga tanah sebagai bahan pokok juga meningkat terutama di perkotaan. Ditambah bahan baku bangunan melonjak di tengah peningkatan inflasi seluruh negara.

“Harga rumah ini cenderung naik dan membuat masyarakat akan sulit beli rumah. Ini jadi salah satu implikasi dari situasi dunia dan pengaruhnya ke perumahan,” ujarnya saat acara pembukaan Securitization Summit 2022, Rabu (6/7/2022).

Sebelum terjadi pandemi, lanjut Sri Mulyani, sektor perumahan memang menjanjikan dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 13 persen. Meski begitu, harga rumah masih terlalu tinggi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sehingga jauh sebelum pandemi sektor ini sudah memiliki masalahnya tersendiri.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kemendag Sebut Ada Kemungkinan Peraturan Impor Direvisi Kembali

“Kita buat skema kredit rumah rakyat bersubsidi, tapi dari sisi suplai dan demainnya ini yang memang bermasalah sejak awal,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Suplai yang dimaksud yakni produksi dan bangunan rumah. Sementara demain masyarakat yang membutuhkan rumah. Sri Mulyani menyebut pasar baru akan tercipta jika keduanya bertemu pada titik yang sama.

Namun tingginya kebutuhan rumah tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli dan permodalan bagi para produsen perumahan. Apalagi generasi muda saat ini banyak yang membutuhkan rumah namun tidak memiliki kemampuan untuk membeli karena harganya yang lebih tinggi dari kemampuan.

ADVERTISEMENTS

“Jadi mereka cukup tinggal mertua atau sewa. Kalau mertuanya punya rumah juga, kalau tidak punya rumah, masalah lagi. Jadi ini menggulung generasi,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS

Sri Mulyani juga menyadari pandemi Covid-19 membuat semua sektor terpuruk, tak terkecuali sektor perumahan. Tanpa disadari, sektor ini mengalami dampak yang besar.

Berita Lainnya:
Beredar Info Pesawat Wings Air Jatuh di Kupang, AirNav Indonesia: Hoaks

Tercermin dari penurunan pertumbuhan kinerja yang selama dua tahun berturut-turut. Pada 2019, pertumbuhan sektor perumahan masih 11,84 persen. Kemudian pada 2020 menurun jadi hanya 4,34 persen. Kemudian pada 2021 sedikit mengalami perbaikan dengan pertumbuhan 5,74 persen. “Tak terkecuali sektor perumahan yang kredit grossnya berkurang,” ucapnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi