Sabtu, 04/05/2024 - 13:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Pengamat: Langkah RI Tepat Usul Pengaturan Kapal Selam Nuklir

ADVERTISEMENTS

Usulan RI harus didukung negara penandatangan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah menilai, langkah Indonesia sudah tepat dalam mengusulkan pengaturan program kapal selam bertenaga nuklir di PBB. “Indonesia paper” bertujuan mengisi kekosongan aturan hukum internasional terkait kapal selam bertenaga nuklir.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Usulan Indonesia sudah tepat. Karena beberapa negara besar dan sekutu mereka telah melakukan program pengadaan Kapal Selam Bersenjata Nuklir, termasuk melakukan berbagai program pelatihan,” ujar Rezasyah kepada Senin (1/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Menurutnya, keadaan ini berpotensi menciptakan pacu senjata model baru, yang aturannya belum ada sehingga sangat membahayakan perdamaian dan keamanan dunia. “Kapal Selam Bersenjata Nuklir itu sendiri memiliki potensi bermasalah di bawah laut, termasuk menjadi sasaran serangan pihak lawan,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Korsel Bersama AS Latihan Perang Bersama di Laut Timur


Rezasyah mengharapkan, usulan Indonesia ini hendaknya didukung negara-negara penandatangan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir. Seperti Treaty of Tlatelolco di Amerika Latin, dan Treaty of Rarotonga di Pasifik Selatan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Indonesia harus bekerja sama dengan wilayah yang sudah menerapkan aturan bebas nuklir, seperti di Pasifik Selatan dan Amerika Latin,” katanya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Jika berandai Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir, maka wilayah Indonesia timur akan menjadi wilayah yang kritis. Namun demikian, ia tidak menilai adanya ancaman ke Indonesia jika Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir atas kerja sama dari aliansi AUKUS.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


“Walaupun kelak Australia akan memiliki Kapal Selam jenis ini, diperkirakan tidak akan mengancam Indonesia. Karena AUKUS tidak menganggap mereka sebagai ancaman,” tuturnya.


PBB menggelar konferensi tentang peninjauan Nuclear Non-Proliferation Treaty/Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dari 1-26 Agustus 2022. NPT ditandatangani oleh 191 negara PBB, terutama negara-negara pemilik senjata nuklir dan negara yang tidak mempunyai senjata nuklir. NPT memiliki tiga tujuan, yakni perlucutan senjata nuklir, non-proliferasi senjata nuklir, dan penggunaan energi nuklir untuk kepentingan damai.

Berita Lainnya:
Biden Mewanti-wanti Netanyahu, AS tak Mau Nimbrung Serang Balik Iran


Konferensi Peninjauan terhadap NPT digelar setiap lima tahun sekali sejak 1975. “Indonesia paper” atau proposal yang diusulkan Indonesia disampaikan dalam 10th  Review Conference of the Parties to the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT RevCon) dalam bentuk kertas kerja berjudul “Nuclear Naval Propulsion”.


Tujuan utama usulan ini  untuk mengisi kekosongan aturan hukum internasional terkait kapal selam bertenaga nuklir, membangun kesadaran atas potensi risikonya, serta upaya menyelamatkan nyawa manusia dan kemanusiaan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi