Selasa, 21/05/2024 - 11:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Ekspor RI Tumbuh Pesat 19,74 Persen Sepanjang Kuartal II 2022

Ekspor RI tumbuh karena memperoleh windfall dari kenaikan harga komoditas.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia tumbuh signifikan hingga 19,74 persen year on year (yoy) sepanjang kuartal II 2022. Pertumbuhan ekspor yang melesat terdorong oleh lonjakan harga komoditas yang menguntungkan Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan, pertumbuhan ekspor merupakan yang tertinggi dari enam sektor pengeluaran penyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional kuartal II 2022 yang mencapai 5,44 persen


“Ekspor kita bisa tumbuh hingga 19,74 persen karena memperoleh windfall dari kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia, sehingga kita mendapatkan keuntungan,” kata Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/8/2022).

Berita Lainnya:
Pelintasan Liar Kereta Kerap Bikin Celaka, Tanggung Jawab Siapa?


Adapun, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 24,68 persen, terbesar ketiga setelah konsumsi rumah tangga yang sebesar 51,47 persen dan investasi sebesar 27,31 persen.  

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Tercatat, sepanjang kuartal II 2022 lalu, neraca dagang pun mengalami surplus hingga 15,55 miliar dolar AS akibat pertumbuhan ekspor yang jauh lebih tinggi dari impor.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Capaian surplus dagang tersebut, menurut BPS naik 67,85 persen dibandingkan kuartal I 2022 atau naik 148 persen dari posisi kuartal II tahun 2021 lalu.

Berita Lainnya:
Perkuat Komitmen Menuju NZE, PHE Tandatangani Kerja Sama Carbon Capture dengan ExxonMobil


Seiring dengan kinerja ekspor yang pesat, Bank Indonesia pun mencatat angka prompt manufacturing index (PMI) manufaktur mencapai 53,61 persen. Indeks PMI yang berada di atas 50 mencerminkan kondisi industri manufaktur dalam tahap ekspansi.

ADVERTISEMENTS


Di satu sisi, impor bahan baku dan barang modal juga tumbuh pesat masing-masing tumbuh 27,69 persen dan 21,34 persen. Secara umum, tingginya impor kedua jenis barang tersebut menunjukkan geliat industri manufaktur yang membutuhkan bahan baku untuk kebutuhan produksi.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi