Rabu, 08/05/2024 - 02:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIMIGAS

Kadin: Transisi Energi Perlu untuk Hindari Dampak Perubahan Iklim

ADVERTISEMENTS

Untuk transisi energi Indonesia butuh investasi 25 miliar dolar AS per tahun.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan transisi energi harus dilakukan dalam upaya menghindari dampak dari perubahan iklim yang mengakibatkan bencana global. Transisi energi, menurutnya, sedang berlangsung di seluruh dunia yang ditandai dengan pergeseran besar dari bahan bakar fosil ke sumber terbarukan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Namun terdapat kesenjangan pembiayaan antara negara maju dan berkembang dalam upayanya mengatasi perubahan iklim,” kata Arsjad melalui keterangan tertulis, Jumat (19/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Menurut dia, kesenjangan pembiayaan dalam mengatasi dampak perubahan iklim tersebut perlu diatasi melalui kolaborasi bersama antara negara maju dengan negara berkembang.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Selain persoalan pembiayaan, lanjutnya, transfer pengetahuan dan teknologi juga diperlukan untuk membangun kapabilitas dan adopsi teknologi baru dalam bidang energi hijau serta digitalisasi di negara-negara berkembang.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Oleh karena itu, Ketua Umum Kadin mengajak semua pihak untuk ambil bagian dalam pengembangan ekonomi dan menahan laju emisi yang kian hari makin memprihatinkan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kebutuhan LPG 3 Kg Naik, Pertamina Tambah Pasokan 7,36 Juta Tabung


Untuk transisi energi menuju net zero emission pada 2060, Indonesia hingga saat ini masih membutuhkan investasi sekitar 25 miliar dolar AS per tahun. Komitmen dan target itu bisa tercapai melalui kolaborasi yang kuat antara sektor swasta dan publik serta pihak internasional untuk membangun lingkungan hijau.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


“Indonesia telah terbukti memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar di pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, angin dan tenaga surya dan itulah jalan kami harus memilih. Indonesia adalah masa depan energi terbarukan pemasok terbesar di Asia Tenggara dan dunia,” ujarnya.


Lebih lanjut, Arsjad mengatakan Kadin Indonesia sebagai perwakilan dunia bisnis memiliki peranan sentral untuk membantu mendorong Indonesia mencapai komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) dan berkomitmen untuk menjadi Net Zero Organization pada 2060.


Terkait inisiatif Net Zero, tambahnya, Kadin Indonesi memiliki Net Zero Hub yang berperan sentral untuk mengajak setiap perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan pemimpin di Indonesia, untuk turut membuat komitmen nol emisi.

Berita Lainnya:
PMI Manufaktur Indonesia Turun, Kemenkeu Nilai Masih Positif


Kadin Net Zero Hub akan memiliki tiga aspek kunci yakni sebagai inisiatif strategis Kadin, sebagai pusat publikasi Kadin terkait net zero. “Ketiga sebagai jembatan antara dunia usaha dengan pemerintah untuk mencapai net zero, sekaligus peluang untuk menciptakan nilai tambah,” ujarnya.


Sebelumnya B20 Indonesia Energy, Sustainability and Climate Task Force (ESC TF) telah menekankan pentingnya mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan sebagai faktor kunci dalam mencegah bencana pemanasan global dan perubahan iklim.


Chair B20 Indonesia Shinta Kamdani saat membuka side event ESC TF, Rabu (10/8/2022) lalu mengatakan terus mendorong kolaborasi dalam menyongsong transisi energi yang adil untuk mencapai satu visi pertumbuhan ekonomi yang adil dan inklusif dan berkelanjutan.


Shinta menegaskan perlunya kolaborasi yang kuat antara sektor publik dengan sektor swasta di seluruh dunia untuk memitigasi kendala dan kekhawatiran dalam transisi energi termasuk akses ke energi bersih, dukungan pendanaan dan teknologi.


 


 


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi