Revitalisasi Lokananta merupakan ide Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming
SURAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming meninjau progres revitalisasi dan pengembangan Lokananta di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (27/11) malam.
Erick menyampaikan industri kreatif merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dia mencontohkan pertumbuhan penonton film nasional yang melonjak hingga 51 juta penonton atau 61 persen dibandingkan pada sebelum pandemi yang sekitar 43 persen.
“Industri musik pun luar biasa, apalagi kalau kita dorong penduduk kita yang mayoritas generasi muda bahwa ini jadi komitmen bersama,” ujar Erick.
Untuk itu, dia menugaskan Holding BUMN Danareksa melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk merevitalisasi dan mengembangkan studio rekaman tertua di Indonesia. BUMN, dia katakan, berkomitmen menumbuhkan potensi industri kreatif.
“Banyak aset-aset BUMN, daripada mangkrak lebih baik kita manfaatkan, UMKM dan masyarakat bekerja sama. Contohnya PT Pos Indonesia di Pasar Baru (Jakarta), itu ada UMKM, ada festival musiknya, semua menjadi sebuah kegiatan,” lanjut dia.
Erick menyampaikan transformasi Lokananta merupakan ide dari Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming. Gibran, ucap Erick, ingin Lokananta sebagai aset yang merupakan sejarah dapat bermanfaat bagi para generasi muda.
“Saya juga memanggil Pak Wisnhutama waktu itu, mau kita apakan ini, karena itu makanya hari ini kita kembalikan bagaimana aset ini bisa bermanfaat untuk industri kreatif dan anak muda Indonesia, khususnya Solo,” kata Erick.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mengatakan generasi muda harus berperan aktif dalam mengoptimalkan Lokananta. Gibran ingin anak-anak muda mengisi dan memanfaatkan fasilitas Lokananta.
“Intinya anak-anak muda Solo enggak boleh hanya jadi penonton. Kalau Lokananta sudah jadi, PR yang mengisi konten-konten yang ada di sini,” ujar Gibran.
Gibran mendorong generasi muda Solo mengikuti jejak musisi legendaris yang lahir dari Lokananta seperti Gesang dan Waljinah. Terlebih, Gibran ingin mengembalikan Lokananta sesuai fungsinya sebagai wadah bagi pengembangan industri kreatif generasi muda.
“Soalnya kalau saya lewat sini itu sedih seperti mangkrak. Ada yang pernah ikut main futsal di sini? saya baru tahu ada lapangan futsal di sini, ini kan aneh, ini harus on the track untuk creative hub,” kata Gibran.
Sumber: Republika
