Jumat, 26/04/2024 - 19:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Festival Anti Korupsi UMJ Ajak Masyarakat Sipil Berperan Berantas Korupsi

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Korupsi menjadi permasalahan kronis di Indonesia. Upaya pemberantasan korupsi menjadi perhatian termasuk oleh civil society.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM M Busyro Muqoddas mengatakan bahwa korupsi yang saat ini sangat sistemik, terstruktur dan masif harus menjadi agenda masyarakat sipil. Hal itu disampaikannya saat menanggapi hasil riset tim Transparancy International Indonesia (TII) tentang Penilaian Terhadap Kapasitas dan Praktik Keterbukaan Keuangan Pada Tingkat Pengurus Pusat 9 Partai Politik Pemilik Kursi DPR RI.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Hasil penelitian didiseminasikan pada Festival Anti Korupsi yang digelar atas kerja sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) dan TII di Aula Kasman Singodimedjo, Kamis (14/12/2023). Dari hasil tersebut, Busyro mempertanyakan kemungkinan adanya korelasi antara intransparansi dengan praktik pemilu. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMJ Ikuti Program Student Mobility di Universiti Utara Malaysia

“Data korupsi yang diperoleh dari KPK sejak Pemilu 2004 sampai 2019 ada 305 jumlah koruptor yang ada di Jakarta dan puluhan di provinsi sampai tingkat 2. Itu semua rata,” kata Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pada 2010-2011 ini, mengutip keterangan tertulis, Jumat (15/12/2023).

ADVERTISEMENTS

Menurutnya, kajian akademik yang menunjukkan praktik das solen dan das sein partai politik tersebut jarang dilakukan dan perlu dilanjutkan. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Transparansi keuangan itu menggambarkan akuntabilitas publik dari parpol di bidang keuangan seharusnya sebagai wujud pengakuan terhadap hak- rakyat karena parpol adalah pranata demokrasi,” ungkapnya.

“Jadi ketika bicara korupsi sekarang, sangat sistemik, terstrktur dan masif harus jadi agenda masyarakat sipil. 14 Februari itu penting sekali. Jangan sampai sembarang nyoblos, dampaknya puluhan tahun,” tambahnya.

Sementara itu, Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ Dr Endang Sulastri,  menyebut hasil penelitian tersebut memperkuat analisis bahwa parpol di Indonesia belum terlembaga dan terinstitusionalisasi dengan baik. 

Berita Lainnya:
Jurnal Internasional FTUI Raih Prestasi Berkat Riset Multidisiplin

“Parpol di Indonesia itu sangat personal. Bahkan keuangannya juga yang menentukan mungkin hanya ketua umum, bendahara dan pengurus harian,” ungkap Endang.

Mantan Komisioner KPU ini menerangkan bahwa salah satu unsur institusionalisasi partai politik adalah tata kelola dalam hal keuangan. Pada kesempatan itu, Endang dengan tegas menyatakan bahwa perlu ada reformasi partai politik.

Selain Busyro, terdapat empat penanggap lainnya yaitu Direktur Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK Herda Helmijaya, Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ Dr Endang Sulastri, Komisioner Komisi Informasi Pusat Bidang Regulasi dan Kebijakan Publik Gede Narayana, dan Dewan Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi) Titi Anggraini.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi