Sabtu, 27/04/2024 - 09:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Disdik Garut Jelaskan Kronologi Terjadinya Kekerasan di Sekolah

ADVERTISEMENTS

Kronologi penganiayaan anak SMP dijelaskan Disdik Garut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

GARUT — Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut buka suara terkait kasus kekerasan yang terjadi di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) wilayah Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Kekerasan itu disebut bermula dari saling ejek antara korban dan pelaku.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Kepala Disdik Kabupaten Garut, Ade Manadin, mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan kepada sejumlah saksi kejadian tersebut pada Kamis (18/8/2022). Saksi yang dimintai keterangan mulai dari kepala sekolah, guru, juga sejumlah siswa teman sekelas korban dan pelaku.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Itu berawal dari saling ejek antara korban dan kedua belah pihak,” kata dia saat dikonfirmasi Republika, Kamis (18/8/2022).

ADVERTISEMENTS


Berdasarkan hasil keterangan dari sejumlah saksi itu, peristiwa itu bermula ketika korban yang berinisial M mengolok-olok salah seorang pelaku yang berinisial VS terkait masalah pribadinya, pada Rabu (10/8/2022). Alhasil, pelaku emosi dan terjadi perselisihan (kontak fisik) di antara mereka. Namun, perselisihan itu dapat dilerai oleh salah satu teman sekelas mereka.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Setelah mereka kembali ke tempat duduknya masing-masing, M kemudian naik ke atas meja dan menendang VS dari belakang. VS yang tak terima kemudian meninju wajah M. Salah seorang pelaku lainnya yang berinisial LP kemudian mendekap M dengan motif yang berbeda. Pelaku LP takut dilaporkan oleh M atas kenakalan yang dilakukannya.

Berita Lainnya:
Sadis! Anak Selebgram Kota Malang Dianiaya Suster Pengasuhnya, Video Rekamannya Bikin Ngilu dan Emosi


Kejadian itu bisa dilerai oleh para siswa lainnya. Setelah itu, M tiba-tiba terkulai lemas dan dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Selanjutnya, korban dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut


Pihak sekolah yang mengetahui hal itu langsung menghubungi orang tua korban. Sementara guru di sekolah itu telah memanggil kedua pelaku dan meminta mereka tak mengulangi perbuatannya. Kedua orang tua pelaku juga telah diberi tahu terkait masalah itu.


Ade mengatakan, masalah itu telah diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak. Kedua belah pihak juga sudah saling memaafkan. Namun, hingga saat ini korban masih belum kembali masuk sekolah.


“Saya sudah berkunjung ke rumah korban. Korban sampai sekarang memang belum masuk sekolah. Memang disuruh istirahat dulu. Namun kami akan fasilitasi korban apabila mau pindah sekolah,” kata dia.


Ade tak ingin menyalahkan salah satu pihak atas terjadinya tindak kekerasan itu. Ia menilai, korban memang harus diselamatkan, tapi bukan berarti sekolah harus menjadi sasaran atas kejadian itu.


“Semua harus diselamatkan, termasuk pelaku. Trauma healing bukan hanya harus dilakukan kepada korban, tapi juga kepada pelaku. Karena pelaku masih berusia anak juga,” ujar dia.


Ihwal langkah yang akan dilakukan ke depannya, Ade meminta para guru untuk terus meningkatkan pengawasan kepada para siswa. Para guru juga diminta untuk tidak berhenti mengingatkan agar siswa selalu berbuat baik.

Berita Lainnya:
KPPU Endus Dugaan Monopoli Pinjol UKT, Skema Kredit Mahasiswa 0 Persen Dinilai Diperlukan


Di hari yang sama dengan pemeriksaan yang dilakukan Disdik Kabupaten Garut, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut juga telah berkunjung ke rumah korban. Ketua P2TP2A Kabupaten Tasikmalaya, Diah Kurniasari Gunawan, mengatakan, tim psikolog telah melakukan wawancara dengan kedua orang tua dan melihat langsung kondisi korban. Namun, korban masih belum bisa diajak berkomunikasi.


“Diduga mengalami trauma berat dan tidak fokus,” ujar dia.


Karena itu, tim psikolog P2TP2A telah merekomendasikan agar korban segera menjalani pemeriksaan psikiater. Pasalnya, korban sering gelisah dan tidak bisa tidur. Korban juga disebut sering mengalami kejang-kejang.


Diah menjelaskan, P2TP2A Kabupaten Garut akan kembali melakukan pendampingan dengan memeriksakan korban ke psikiater. Rencananya, korban akan dibawa ke psikiater pada Jumat (19/8/2022).


“Setelah didapatkan hasil pemeriksaan psikiater, P2TP2A akan melakukan langkah-langkah pemulihan korban dengan pengawasan psikiater dan psikolog,” kata dia.


Selain, Diah menambahkan, P2TP2A juga akan melakukan kunjungan dan pendampingan terhadap dua anak yang diduga menjadi pelaku dalam peristiwa itu. Sebab, keduanya masih berstatus anak di bawah umur.


 


 


 


 

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi