Kamis, 02/05/2024 - 12:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Produk Plastik Aman Digunakan Jika Pemakaiannya Tepat

ADVERTISEMENTS

Masyarakat perlu mengenal jenis-jenis plastik yang dipakai.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Pakar Teknologi Produk Polimer Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Mochamad Chalid mengatakan, pada prinsipnya produk plastik tidak berbahaya jika penggunaannya tepat. “Oleh karenanya, perlu untuk mengenal produk-produk plastik yang kita gunakan. Jadi, yang perlu kita lihat adalah bagaimana kita memperlakukan produk plastik itu,” ujar Chalid, di Jakarta, Senin (26/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Dia menambahkan, BPOM sebagai lembaga pengawas pangan di Indonesia bisa melakukan pendekatan ke konsumen dengan cara memberikan edukasi. Misalnya, untuk konsumen pengguna galon guna ulang yang berbahan BPA, BPOM perlu mengedukasi masyarakat bagaimana memperlakukannya agar tidak berbahaya bagi kesehatan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Begitu juga dengan konsumen yang menggunakan galon sekali pakai dan produk-produk pangan plastik lainnya. Terkait dengan adanya isu bahan BPA yang disebut berbahaya bagi kesehatan, dia mengatakan hal itu masih menjadi perdebatan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Argentina Dilanda Pneumonia Misterius yang Mirip Covid-19, Penderitanya Sakit Parah


Di Amerika Serikat dan Eropa saja, lanjut dia, mereka relatif punya perspektif yang berbeda dalam penetapan batas ambang asupannya. Di Amerika, dengan adanya Food and Drug Administration (FDA), mereka memberikan batasan 5 mikrogram per kilogram berat badan dalam sehari. Sementara, Eropa lebih ketat.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Jadi, sebenarnya kalau itu bisa dijaga dengan ambang batas demikian, relatif kemasan ini tidak mempunyai masalah besar. Nah, sekarang masalahnya adalah bagaimana produsen telah memenuhi syarat untuk itu,” ujarnya.


Di Eropa, tidak ditemukan air minum dalam kemasan (AMDK) galon, karena biasa minum dari air keran. Tapi di Indonesia, menyediakan air minum langsung dari keran itu sangat sulit, karena perlu perawatan yang tinggi, sebab beda iklim dengan Eropa.


“Kalau di sana kan iklim sub tropis, kalau di sini panas dan ada macam-macam bakterinya,” paparnya.

Berita Lainnya:
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3.500 Orang Meninggal Setiap Hari


Jadi, kata Chalid, kalau bicara tentang semua produk itu ada beberapa kelebihan dan kekurangannya, apakah itu AMDK galon guna ulang maupun galon sekali pakai. “Yang penting itu adalah masyarakat sadar bagaimana cara penggunaannya, sudah ber-SNI atau belum, dan seterusnya,” ucapnya.


Dia juga menyarankan perlu pelabelan terkait potensi bahayanya. Begitu juga dengan edukasi yang dilakukan harus dilakukan dalam berbagai perspektif.


Selain itu, produsen, konsumen, regulator, dan lembaga penelitian bisa duduk sama-sama untuk membicarakan apa yang harus dilakukan terhadap produk pangan plastik.


“Solusinya bukan hanya basis teknologi saja, bisa berkaitan dengan bagaimana mengubah perilaku masyarakat. Jika masyarakat sudah mendapatkan edukasi dengan baik, akan menjadi bagian dari kontrol atau kendali terhadap produk pangan tersebut,” kata dia.


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi