Rabu, 22/05/2024 - 23:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Pemerintah Berencana Naikkan Pendapatan Cukai, Ini Komentar Industri Tembakau

Industri tembakau mengklaim berkontribusi capai 95 persen dari pendapatan cukai

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Beberapa lembaga internasional memprediksi dunia akan mengalami resesi global pada 2023. Adapun kondisi ekonomi yang rentan ini membuat berbagai negara, termasuk Indonesia, melakukan berbagai langkah mitigasi untuk menghindari kondisi tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Pada tahun depan, pemerintah menargetkan pendapatan cukai sebesar Rp 245,45 triliun. Adapun target tersebut naik 11,6 persen dibandingkan yang ditetapkan dalam Perpres 98/2022. 


Terkait rencana peningkatan pendapatan cukai, Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) menilai ekosistem pertembakauan semestinya mendapat perlindungan dan keberpihakan pemerintah. Saat ini kelangsungan industri hasil tembakau terancam lewat berbagai regulasi pertembakauan yang tidak berimbang dan eksesif. Ia menyebut sumbangsih IHT sangat besar, karena berdasarkan data Kementerian Keuangan, per semester I 2022 kinerja cukai hasil tembakau sebesar Rp 118 triliun dan cukai hasil tembakau secara historis menyumbang 95 persen dari total pendapatan cukai. 

Berita Lainnya:
Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024


Sekjen AMTI Hananto Wibisono mengatakan ada lebih dari enam juta masyarakat yang menggantungkan hajat hidupnya secara langsung pada kelangsungan ekosistem pertembakauan di Indonesia. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Maka, ketika dihadapkan pada berbagai proyeksi kondisi global, ekosistem pertembakauan seharusnya mendapatkan perlindungan bahkan didorong, diberi kesempatan tumbuh. Pemerintah seharusnya bisa dan punya andil untuk menjadikan ekosistem pertembakauan nasional sebagai segmen industri padat karya yang lebih maju, memiliki nilai tambah, berdaya saing global dan menjangkau SDM yang lebih banyak,” ujarnya dalam keterangan tulis, Senin (24/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Insiden Mesin Pesawat Terbakar, Komnas Haji Desak Kemenhub Inspeksi Garuda


Dalam konteks tenaga kerja, Hananto mencontohkan, ketika gelombang pemutusan hubungan kerja mulai dirasakan sejak pandemi hingga awal 2022, ekosistem pertembakauan melalui segmen sigaret kretek tangan (SKT) justru tetap menyerap tenaga kerja dalam dua tahun terakhir. Nilai lebihnya, tenaga kerja baru 95 persen merupakan perempuan atau ibu-ibu yang mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga.


“Perlu disadari bahwa ancaman resesi tidak hanya berkaitan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi namun juga berkurangnya lapangan pekerjaan. Realitanya, elemen ekosistem pertembakauan yakni segmen SKT justru masih mampu berkontribusi menyerap tenaga kerja,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi