Kamis, 02/05/2024 - 19:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Keputihan Jadi Gejala Kanker Serviks? Ini Penjelasan Dokter

ADVERTISEMENTS

Banyak orang menduga keputihan jadi salah satu gejala kanker serviks.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Dokter Spesialis Kandungan dan Ginekologi dr. Cindy Rani Wirasti, SpOG, menyatakan, jika keputihan yang diderita oleh seorang perempuan bukanlah gejala dari kanker serviks yang terjadi akibat penularan virus human papillomavirus (HPV). “Banyak orang menduga kalau keputihan itu salah satu tanda kanker serviks, padahal bukan. Kanker serviks itu terjadi di dalam, jadi dia tidak bisa dilihat secara kasat mata dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Cindy dalam Kelas Jurnalis Pencegahan Kanker Serviks yang diikuti di Jakarta, Rabu (2/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Cindy menuturkan, kanker serviks tidak menimbulkan gejala pada penderitanya, hanya saja penyakit itu baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. Dapat diketahuinya tanda-tanda kanker serviks pada seorang perempuan, baru dapat dinyatakan setelah membuka vagina dengan spekulum.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kecanduan Gadget, Orang Bisa Obesitas dan Mudah Lupa
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Indonesia sendiri telah dilaporkan adanya 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks pada 2020. Angka ini menunjukkan terdapat 88 kasus baru dan lebih dari 50 kematian akibat kanker leher rahim setiap hari di Indonesia berdasarkan data Observasi Kanker Dunia Globocan 2020.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Ia mengatakan, meski tidak dapat dilihat secara kasat mata, kanker serviks dapat terlihat jika sudah mengalami keparahan yang diikuti dengan beberapa tanda seperti munculnya daging pada sekitar vagina, keluarnya keputihan bercampur darah, vagina berbau, frekuensi buang air kecil meningkat, mudah lelah hingga nyeri saat berhubungan intim dan ada bercak darah pada urine.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Oleh karenanya, Cindy mengimbau agar setiap perempuan yang sudah aktif melakukan hubungan seks untuk memeriksakan dirinya agar segera ditangani disamping mendapatkan vaksin HPV.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Cindy mengatakan, pemeriksaan tidak memerlukan waktu yang lama dan dapat dilakukan baik dengan pap smear ataupun tes IVA (inspeksi visual dengan asam asetat). Pemeriksaan dianjurkan bagi perempuan yang sudah aktif berhubungan seksual dan sudah berusia di atas 21 tahun serta harus dilakukan secara rutin.

Berita Lainnya:
Ahli Gizi Ingatkan Kue Kering dan Sirup Lebaran Picu Kenaikan Berat Badan

Pemeriksaan tersebut sangat penting karena meskipun seseorang hanya mempunyai satu pasangan seks, tetap berpotensi tertular HPV apabila pasangannya telah terinfeksi HPV. Ia berharap perempuan tidak lagi takut untuk melakukan kontrol dan mempercayai stigma dan mitos yang banyak beredar, seperti takut dicap gemar berganti pasangan dalam masyarakat.

“Selain itu, riwayat keturunan, pola hidup tidak sehat, penggunaan pil KB, hingga belum adanya proteksi dari vaksinasi HPV juga menjadi faktor utama penyebab kanker serviks,” ucap Cindy yang juga Anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi