Jumat, 24/05/2024 - 14:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Mengenal Madu Kayan, ‘Si Manis’ dari Hutan Kalimantan Utara

Madu Kayan dipanen pada malam gulita ketika cahaya langit benar-benar padam.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Hutan lebat yang mengelilingi pemukiman Desa Data Dian, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, merupakan anugerah alam bagi warga desa. Sebab, di dalam hutan tersebut lebah-lebah madu membuat rumah berupa puluhan sarang di pohon-pohon yang menjulang tinggi hingga puluhan meter.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Lebah madu, yang disebut penduduk setempat sebagai hingat, bersarang di pohon-pohon yang tinggi. Dalam satu musim panen, warga desa bisa mendapatkan 800 sampai 1.300 kilogram madu. Madu dalam jumlah besar inilah yang menjadi sumber ekonomi masyarakat desa,” kata Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi seperti dikutip dari keterangan persnya, Ahad (25/12/2022).

Tapi, bukankah pohon di hutan tak ada yang memiliki? Bagaimana menentukan siapa warga yang berhak memanen?

Rupanya warga telah bersepakat, penemu pertama pohon madu itu adalah pemiliknya. Sang pemilik akan membersihkan semak di sekitar pohon agar lebah terhindar dari serangan musuh, seperti semut dan laba-laba.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ketika seorang warga menemukan pohon madu yang sekitarnya sudah bersih, ia tahu bahwa pohon madu tersebut sudah ada pemiliknya. Meski begitu, kadang timbul keraguan atau ada klaim lain. Jika terjadi demikian, yang mengklaim akan bekerja sama memanen madu dan membagi rata hasil panen.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Air Danau Kawah Gunung Dempo Berubah dari Toska Menjadi Abu, Apa Penyebabnya?

“Menurut warga desa yang sudah puluhan tahun memanen madu, tak pernah ada konflik karena masalah klaim seperti itu. Mereka percaya, hutan memberikan hasilnya untuk manusia, sehingga mereka tidak layak memperebutkan hasilnya,” kata Reni. 

Kini sudah hampir 100 pohon madu yang ditandai di hutan. Pohon madu ini juga sudah didata koordinatnya dan tercatat dalam datadian.desa.id. Website ini merupakan aplikasi berisi informasi desa, yang dinamai Potensi Ruang Mikro Aplikasi Informasi Desa (PRM-AID).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Awalnya panen madu ini dikelola secara perorangan, namun kemudian warga membentuk Kelompok Usaha Madu Kayan Bernama Uyang Lahai. Karena menggantungkan hidup pada madu hutan, mereka menjaga hutan dengan tidak menebang pohon madu yang rata-rata berusia ratusan tahun dan pohon lain yang menghasilkan bunga.

Di samping itu, mereka tidak membuka ladang di area hutan yang dijaga. Upaya perlindungan hutan ini juga membantu mencegah dampak perubahan iklim agar tidak semakin parah.

Setiap jenis madu punya rasa yang khas, tergantung jenis bunga yang dihisap oleh lebahnya. Lalu, apa yang bikin madu Kayan berbeda? Chef Mariska Tracy mengatakan, cita rasa madu Kayan cukup manis, tapi tidak terlalu manis.

“Ada aroma dan rasa khas bunga hutan. Teksturnya lebih cair daripada madu lain yang cenderung kental. Ada buihnya, yang menunjukkan madu itu masih alami. Itu berarti kualitasnya bagus dan belum terjamah banyak proses,” kata Mariska.

Berita Lainnya:
Riset: Pelanggan MRT Jakarta Didominasi Pekerja Work Life Balance

Ia juga menyebutkan, madu yang bagus pasti harganya jauh lebih mahal daripada madu di pasaran. Dari sisi rasa pun berbeda. Cita rasa madu berkualitas kurang bagus hanya sekadar manis seperti gula, sementara madu berkualitas bagus memiliki rasa manis yang khas. Kualitas madu akan menentukan hasil akhir suatu masakan atau kue.

Reni menambahkan, rasa madu Kayan memang khas dan tajam, karena sumber pakan lebahnya adalah beragam bunga hutan yang masih sangat asri. Musim panen madu yang hanya setahun sekali mengikuti musim bunga di hutan.

“Lebah mulai banyak mengitari hutan, ketika bunga-bunga hutan mulai bermekaran. Ketika bunga sudah berubah menjadi buah sebesar ibu jari, barulah madu dipanen. Agar pemanen tak disengat lebah, dilakukan di kegelapan malam, ketika bulan mati atau tidak ada cahaya langit sama sekali,” kata Reni.

Memanen madu bisa dilakukan hingga dini hari. Jika pada satu pohon terdapat banyak sarang madu, waktu satu malam tidak cukup untuk memanen. Bahkan, kalau di pohon itu terdapat 40 sarang atau lebih, waktu panen bisa sampai tiga hari. Itu pun tidak semua dipanen. Sarang yang lokasinya sulit dijangkau akan ditinggalkan dan dibiarkan mengering.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi