Senin, 06/05/2024 - 23:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kecanduan Pornografi Munculkan Fantasi Seks yang tak Realistis, Ubah Kimiawi Otak

ADVERTISEMENTS

Kecanduan pornografi adalah masalah serius.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Sering menonton pornografi dapat memengaruhi fantasi seks seseorang yang sering kali mengabaikan realitas. Pendidik kesehatan seksual dari India, Seema Anand, menceritakan pengalaman salah satu kliennya yang memiliki suami kecanduan pornografi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Seorang wanita yang telah menikah selama sembilan bulan mendapati suaminya selalu menonton film porno sambil berhubungan intim dengannya,” ungkap Seema melalui akun Instagram-nya, dikutip dari Indian Express, Jumat (13/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Selama ini, perempuan tersebut berpikir bahwa suaminya menggunakan ponsel hanya untuk melihat jam, tetapi kemudian ia mengetahui bahwa suaminya juga menonton sesuatu. Perempuan itu merasa sangat hancur karena dia tidak pernah berhubungan seks dengannya tanpa ponsel di tangannya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Dia tidak tahu harus berbuat apa dan ia juga tidak memiliki keberanian untuk mengatakan apa pun kepada suaminya,” kata Seema.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Berbicara tentang itu, Seema mengatakan bahwa kecanduan pornografi adalah masalah serius. Begitu menyangkut urusan kamar tidur, itu bisa sangat mengintimidasi dan tidak dapat dibenarkan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Kita tidak pernah bisa mendiskusikan masalah seksual karena subjeknya dianggap ‘kotor’ atau ‘jelek’ atau bahkan ‘berlawanan dengan budaya kita’, dan bahkan membicarakannya adalah hal yang memalukan,” kata dia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Sering Dikira Penyakit Keturunan, Sebetulnya Apa yang Membuat Anak Kena Diabetes Tipe 1?

Dampak psikologis

Psikolog Vidhi Agarwal mengatakan bahwa pornografi dapat menciptakan pandangan seks yang sangat tidak realistis. Masalah yang berkaitan dengan pornografi biasanya kekerasan, tidak realistis, dan unidimensional. Itu tidak menangkap persetujuan atau rasa tidak hormat pada pasangan.

Selain itu, pornografi berisiko merendahkan pasangan (biasanya perempuan) jika berbicara tentang pornografi heteroseksual. Penelitian di India menunjukkan bahwa rata-rata usia penonton pornografi adalah 13 tahun.

Para perempuan yang kecanduan pornografi mungkin mulai percaya bahwa tubuh mereka tidak menarik atau bahwa seks harus berpenampilan tertentu dan harus melibatkan perilaku tertentu. Pandangan yang menyimpang ini dapat menimbulkan perasaan tidak mampu dan kurang percaya diri dalam hubungan seksual.

Dampak pada otak

Ahli saraf asal Amerika yang juga profesor di Departemen Neurobiologi, Psikiatri, dan Ilmu Perilaku di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, Andrew D Huberman, menyuarakan keprihatinan perilaku serupa. Ada banyak bukti dalam bentuk penelitian yang menunjukkan bahwa karena otak terus belajar, jika ia belajar terangsang dengan melihat orang lain berhubungan seks, itu tidak serta merta akan dibawa ke ruang pribadi seseorang ketika mereka berdua dengan orang lain.

“Anak muda yang banyak mengonsumsi pornografi mungkin kelak akan menghadapi tantangan dalam interaksi seksual dengan pasangannya di dunia nyata,” kata dr Andrew dalam podcast dengan Chris Williamson.

Berita Lainnya:
Anak Bikin Mobil PLN Meluncur, Tabrakkan Chery Omoda E5, Bagaimana Supaya tak Terulang?

Dr Huberman mencatat bahwa dalam ketersediaannya dan bentuknya yang ekstrem, ini merupakan stimulus penting yang dapat memicu tingkat dopamin. Semakin tinggi puncaknya, semakin besar penurunannya setelah itu.

“Jadi, hal-hal ini buruk tetapi harus dikontrol dengan cara tertentu,” kata dia.

Menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, sekitar tiga hingga enam persen orang memiliki kecanduan pornografi. Sejak pornografi menjadi semakin mudah diakses dengan pasokan materi seksual eksplisit yang sepertinya tak ada habisnya, hal itu telah menyebabkan peningkatan jumlah orang yang kecanduan pornografi sekaligus jumlah orang yang menderita akibat kecanduan pornografi.

Para ahli juga berpendapat bahwa dampak triple-A pornografi, yakni accessibility, affordability, dan anonymity, memudahkan pengguna untuk mengonsumsi konten pornografi secara kompulsif. Ketika seseorang kecanduan pornografi, mereka menghabiskan banyak waktu untuk fokus pada rangsangan dan fantasi seksual. Ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk fokus pada tugas dan tanggung jawab sehari-hari.

“Selain itu, orang yang kecanduan pornografi sering menggunakannya sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif, seperti kesepian atau depresi,” kata penulis dan advokat kesehatan mental, Vaishnavi Roy.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi