Selasa, 30/04/2024 - 19:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

PBB: Lebih dari 8.000 Warga Sipil di Ukraina Tewas dalam Perang

ADVERTISEMENTS

Sebuah tubuh tertutup di tempat kejadian di Zaporizhzhia, Ukraina, 30 September 2022, di mana konvoi warga sipil dihantam oleh rudal Rusia. Lebih dari 8.000 warga sipil telah tercatat tewas di Ukraina sejak invasi Rusia hampir setahun yang lalu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JENEWA — Lebih dari 8.000 warga sipil telah tercatat tewas di Ukraina sejak invasi Rusia hampir setahun yang lalu. Kantor hak asasi manusia PBB pada Selasa (21/2/2023) menggambarkan angka itu sebagai “puncak gunung es”.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Jumlah korban terbaru mewakili revisi kenaikan yang signifikan dari penghitungan sebelumnya yaitu 7.199 korban tewas sejak dimulainya invasi. Sekitar 90 persen korban meninggal  akibat senjata peledak.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Membaca Sinyal Respons Israel Atas Serangan Iran
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Data kami hanyalah puncak gunung es. Korban sipil tak tertahankan,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENTS

Kepala Misi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Ukraina, Matilda Bogner meyakini ribuan kematian warga sipil masih harus dihitung karena terus bertambah. Sebagian besar warga sipil yang meninggal berada di Kota Mariupol, Ukraina selatan, yang sekarang di bawah kendali Rusia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Menlu Rusia: Barat Sedang Mengacaukan Situasi di Kaukasus Selatan

Penghitungan PBB mencakup 2.000 kematian warga sipil di Mariupol, yang merupakan rumah bagi sekitar 450.000 orang sebelum Rusia mengepungnya selama tiga bulan. Rusia kemudian menghancurkan kota itu hingga rata dengan tanah. Rusia menyangkal dengan sengaja menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus”.

“Kami memiliki informasi yang tidak dapat dibuktikan yang menunjukkan bahwa jumlahnya ribuan lebih tinggi dari yang kami dokumentasikan dan sejumlah besar dari mereka berasal dari Mariupol,” kata Bogner kepada wartawan.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi