Sabtu, 04/05/2024 - 19:02 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Harga Pangan di RI Lebih Mahal dari Harga Dunia, Ini Alasannya

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kendala distribusi pangan antardaerah dinilai masih menjadi permasalahan utama di sektor pangan dalam negeri. Akibat distribusi yang belum teratasi dengan baik, harga pangan menjadi naik hingga berdampak pada kenaikan laju inflasi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Pakar pertanian Jafar Hafsah mengatakan, Indonesia memiliki wilayah yang luas namun hanya memiliki sedikit lahan pertanian di daerah-daerah tertentu. Hal itu menjadi tantangan bagi pemerintah untuk bisa menyiapkan bahan pangan dengan harga terjangkau secara merata ke seluruh wilayah. Itu tak terjadi hanya untuk beras, namun juga komoditas pangan pokok lainnya seperti jagung, bawang, cabai, ternak sapi, hingga sawit yang menjadi bahan baku minyak goreng.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Manajemen pangan. Bagaimana mendistribusikan itu karena biasanya terganggu oleh persoalan seperti iklim dan biaya transportasi yang selalu bertambah. itu sebabnya harga pangan lebih tinggi dari harga-harga internasional,” kata Jafar dalam sebuah diskusi publik “Manajemen Pengendalian Harga Menjelang Ramadhan” pada Rabu (8/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Bioskop Online Luncurkan Fitur Terbaru 'Download'
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Jafar mengakui, memecahkan masalah pemerataan distribusi pangan bukan perkara mudah. Namun, pemerintah tetap dituntut untuk bisa menyiapkan bahan pangan yang mudah dijangkau oleh penduduk Indonesia. Tak hanya soal pasokan namun harga yang rendah.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Pemerintah wajib siapkan ketersediaan pangan yang terjangkau dan bisa dibeli karena pangan ini bagian terpenting dari kebutuhan dasar,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dosen Universitas Paramadina, Handi Risza Idris, menuturkan, inflasi di bulan Ramadhan tahun ini setidaknya akan dipicu oleh dua faktor. Pertama, dikarenakan adanya tekanan peningkatan permintaan pasca daya beli masyarakat yang mulai pulih di saat produksi pangan belum mampu mengimbangi. Selanjutnya faktor kedua, hasil produksi pangan tidak memenuhi kebutuhan nasional karena rantai pasok yang masih dikuasai segelintir orang.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Oleh sebab itu, Handi mengatakan, pemerintah harus menempuh sejumlah langkah konkret agar dapat meredam laju inflasi pangan di bulan Ramadhan. Upaya pertama yang dapat dilakukan yakni dengan mempertebal pasokan pangan alam rangka stabilisasi harga.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Angkutan Mudik Bikin Bandara Soekarno-Hatta Jadi yang Tersibuk di Asia Tenggara

“Ini bisa dilakukan dengan menggunakan produksi dalam negeri serta impor secara presisi sesuai permintaan,” kata Handi.

Langkah selanjutnya yakni dengan optimalisasi kebijakan dua persen anggaran daerah untuk subsidi angkut bahan pangan antar daerah. Selain itu, bantuan sosial dari anggaran daerah juga perlu didorong agar stabilitasi harga bisa dicapai pemerintah.

“Koordinasi stakeholder dalam bentuk kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu dioptimalkan, langkah membentuk task force atau sales motorist untuk memaksimalkan proses distribusi produki selama Ramadhan,” kata dia.

Di sisi lain, pemerintah juga harus terus melakukan monitoring terhadap tata niaga pangan. Oknum spekulan harga yang berburu keuntungan dari rantai suplai yang dikuasai segelintir kelompok harus ditertibkan. “Mereka acap kali menjadi pemicu (kenaikan harga) di luar hukum ekonomi supply and demand,” kata dia.

Terakhir, yakni dengan antisipasi cuaca yang sering mengalami perubahan, terutama di sentra-sentra produksi.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi