Rabu, 01/05/2024 - 22:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Uranium Iran 21 Kali Lebih Banyak dari yang Diizinkan?

ADVERTISEMENTS

Seorang inspektur Badan Energi Atom Internasional memasang peralatan pengawasan, di Fasilitas Konversi Uranium Iran, di luar kota Isfahan, Iran, 8 Agustus 2005. Iran mematikan dua kamera pengintai pengawas nuklir PBB yang memantau salah satu situs atomnya, televisi pemerintah melaporkan Rabu, 8 Juni 2022. Laporan itu tidak mengidentifikasi situs tersebut.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

NEW YORK — Dalam pernyataan bersama, tiga negara anggota kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 atau  Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) Inggris, Prancis dan Jerman mengatakan Iran melanggar komitmen nuklir itu selama empat tahun. Mereka menekan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai pasokan uranium yang diperkaya Iran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

IAEA mengatakan kini total persedian enriched uranium atau uranium yang diperkaya Iran 21 kali lebih banyak dari jumlah yang diizinkan JCPOA. Pada Januari lalu IAEA juga mendeteksi pengayaan uranium yang dimiliki Iran mencapai 83,7 persen, hampir ke tingkat uranium dapat dijadikan senjata yakni 90 persen.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Misi Iran untuk PBB Minta AS tak Ikut Campur dalam Konfliknya dengan Israel
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Uranium dengan tingkat kemurnian itu dapat digunakan untuk memproduksi senjata atom. JCPOA membatasi pasokan uranium Teheran sebanyak 300 kilogram dan pengayaan 3,67 persen, cukup untuk menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

ADVERTISEMENTS

Namun setelah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik AS dari kesepakatan tersebut Teheran mempercepat program nuklir dan memproduksi enriched uranium hingga kemurnian 60 persen.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Para pakar nonproliferasi mengatakan dengan tingkat kemurnian itu Iran tidak menggunakan uranium yang sudah diperkaya untuk tujuan sipil. Iran memberitahu IAEA “fluktuasi yang tidak disengaja” dalam tingkat pengayaan mungkin terjadi dengan memperhitungkan partikel yang diperkaya hingga 83,7 persen. Duta Besar Iran untuk PBB  Amir Saeid Iravani dan Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan masalah itu telah terselesaikan.

“(Iran) juga terus membangun dan meningkatkan kapabilitas rudal balistik untuk membawa senjata nuklir,” kata Prancis, Jerman dan Inggris dalam pernyataannya, Kamis (6/7/2023).

Berita Lainnya:
Kanselir Jerman Minta Israel tidak Lakukan Serangan Balasan ke Iran

Mereka menekan uji coba rudal pada  25 Mei yang menurut tiga negara itu dapat mengirim hulu ledak hingga 2.000 kilometer. Amerika Serikat juga mengkritik aktivitas rudal balistik Iran.

“Aktivitas rudal balistik Iran, terutama mengingat ambisi nuklir Iran dan retorika mengancamnya, merupakan ancaman abadi bagi perdamaian dan keamanan kawasan dan internasional,” kata Deputi Duta Besar AS untuk PBB  Robert Wood.

Iravani membalasnya dengan mengatakan “Iran sangat bertekad untuk menggelar aktivitas nuklir damainya termasuk pengayaan.”

Negosiasi untuk mengembalikan AS ke JCPOA dan Iran mematuhi lagi persyaratan perjanjian itu gagal bulan Agustus tahun lalu. Pada Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Uni Eropa untuk PBB Olof Skoog mengatakan Uni Eropa mengkompromikan teks perjanjian “sebagai titik potensial membawa kembali JCPOA ke jalurnya.”

sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi