Selasa, 30/04/2024 - 03:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ngemil Sebelum Tidur Sebabkan Rasa Gerah dan Gelisah Sepanjang Malam

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Bagi yang suka menyantap camilan tengah malam atau menjelang tidur, sebaiknya pikirkan lagi. Sebab, pakar tidur mengatakan, menjelang tidur bukan waktu terbaik untuk ngemil.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ngemil bisa meningkatkan suhu tubuh sehingga menyebabkan seseorang tidur malam dengan kegerahan dan gelisah. Itu karena tubuh menghasilkan panas secara alami saat mencerna makanan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Jadi, sebaiknya berikan jeda waktu beberapa jam antara waktu makan terakhir dan waktu tidur. Jika memang sangat lapar, pilih makanan yang mudah dicerna seperti roti panggang, pisang, atau pasta.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dikutip dari laman Woman and Home, Selasa (29/8/2023), alasan utamanya karena makanan berbasis karbohidrat itu bergerak melalui sistem pencernaan dengan cepat. Berbeda dengan camilan berserat atau berprotein tinggi.

ADVERTISEMENTS

Para ahli punya pedoman suhu ideal supaya seseorang bisa tidur nyenyak tanpa gangguan. Pakar tidur sekaligus CEO Happy Beds, Rex Isap, menyebut temperatur kamar untuk tidur malam yang nyenyak adalah sekitar 16-18 derajat Celsius bagi orang dewasa.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Tanda Janin Usia 20 Minggu ke Atas Meninggal dalam Kandungan, Ini Gejala dan Penyebabnya

Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, seperti di atas 24 derajat Celsius atau di bawah 12 derajat Celsius, dianggap tidak sehat karena memengaruhi kualitas tidur. Untungnya, tubuh dirancang untuk melindungi diri sendiri melalui termoregulasi. 

Artinya, tubuh mampu mengatur suhunya sendiri sampai tingkat tertentu. Tubuh bisa mempersiapkan diri untuk tidur dengan menurunkan suhu keseluruhan secara perlahan seiring berjalannya hari. Namun, tetap ada kemungkinan suhu tubuh masih terlalu panas.

Terlebih, dengan cuaca panas yang melanda berbagai belahan dunia saat ini, yang butuh usaha lebih agar tidur tidak terganggu. Isap menyarankan memilih bahan seprai dan selimut yang tepat saat tidur di cuaca panas, seperti linen.

“Selain dapat menyerap keringat dan mengatur suhu, alas tidur linen sangat higienis. Karena bersifat antiseptik dan antibakteri, linen sering dianggap sebagai salah satu kain paling bersih dan secara aktif bekerja untuk mencegah pertumbuhan bakteri,” kata Isap.

Disarankan memakai warna terang, khususnya putih, supaya memantulkan cahaya sehingga tetap sejuk. Seprai dan selimut juga perlu sering dicuci, karena alas tidur berpotensi terpapar banyak keringat ketika seseorang tidur di tengah cuaca panas.

Berita Lainnya:
Berkendara Mudik dengan Balita? Jangan Lupakan Benda Penting Ini

Solusi lain menyejukkan diri saat tidur malam di tengah cuaca panas adalah memakai kipas angin, memakai tirai, serta tidur dalam posisi yang membantu membuat tubuh tetap sejuk dan mengurangi keringat. Menurut pakar, posisi itu adalah tidur telentang.

Pakar tidur Charlotte Corson dari Nuffield Health merekomendasikan pemakaian kompres air dingin dalam botol dan mandi air dingin sebelum tidur. Anjuran Corson lainnya adalah selalu mencukupi kebutuhan cairan tubuh, jangan sampai dehidrasi. 

Menurut Corson, pikiran juga memainkan peran penting dalam peningkatan kualitas tidur. Dia menjelaskan, tubuh dan pikiran saling terkait. Jadi, hindari mengeluh bahwa Anda tidak akan bisa tidur nyenyak seperti biasanya karena panas.

Sebaliknya, yakini panas itu akan berlalu dan tidak akan bertahan selamanya. “Jika kita  masuklah ke dalam siklus pemikiran negatif dan mengatakan pada diri sendiri bahwa kita akan kepanasan saat tidur, maka itulah yang akan terjadi,” ujar Corson.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi