Kamis, 02/05/2024 - 08:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Suka Overthinking? Lupakan Saja Masa Lalu

ADVERTISEMENTS

Kalau overthinking biasanya identik ke masa depan karena kalau susah move on berarti meninggalkan sesuatu yang seharusnya berada di belakang (ilustrasi).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA – Tidak dihindari, sebagian dari kita pernah merasakan overthinking atau berpikir berlebihan. Ini kecenderungan untuk memikirkan suatu hal terus-menerus dan berlebihan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Nyatanya, overthinking bisa membahayakan kesehatan kardiovaskular. Beberapa masalah yang timbul seperti sakit dada dan pusing. Penulis buku Filosofi Teras Henry Manampiring mengatakan sebenarnya berpikir (thinking) itu diperlukan karena kita manusia rasional.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Hanya karena ketambahan ada over, jadinya membawa masalah. Kalau overthinking biasanya identik ke masa depan karena kalau susah move on berarti meninggalkan sesuatu yang seharusnya berada di belakang,” kata Henry di acara Pesta Literasi, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Cara Tasya Kamila Atasi Batuk Pilek pada Anak

Kalau dalam pendekatan filsafat Stoa, seseorang sering kali pusing karena mengurusi hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Filsafat Stoa adalah sebuah aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang didirikan di kota Athena, Yunani oleh Zeno. Stoisisme didasarkan pada hidup yang selaras dengan alam, termasuk apa pun yang ada di dalamnya.

Oleh karena itu, ada istilah dikotomi kendali, yaitu ada hal yang di bawah kendali dan di luar kendali. “Masalahnya manusia menderita karena terobsesi mengurusi hal-hal yang di luar kendali. Namanya saja di luar kendali, mau dipusingkan seperti apa pun tidak ada yang berubah,” ujar dia.

Berita Lainnya:
Sirnakan Rasa tak Bahagia dengan Jurnal Bersyukur

Henry menekankan untuk meninggalkan masa lalu dan fokus pada masa depan. Meskipun jika lebih bijak diperhatikan, tidak semua elemen di masa depan bisa dikendalikan. Namun, daripada terlalu berlarut-larut pada masa lalu, lebih baik tinggalkan. Kemudian fokus pada apa yang bisa dikendalikan sepenuhnya.

“Yang sepenuhnya bisa dikendalikan adalah momen ini. Lima menit, 10 menit lagi kita tidak tahu hidup akan seperti apa. Tapi yang ada di belakang pasti sudah berlalu. Anda hanya punya masa kini untuk bisa mengontrolnya 100 persen,” ucap dia.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi